Ketidakadilan Sistem Subkontrak Pada Pekerja di Industri Fast Fashion dari Kontraktualisme Thomas Michael Scanlon

DEWI AYU NINGRUM, Sri Yulita Pramulia Panani, S.Fil., M. Phil.; Dr. Hastanti Widy Nugroho

2024 | Skripsi | ILMU FILSAFAT

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketidakadilan yang dialami oleh para pekerja di industri fast fashion. Penelitian ini menggunakan objek formal yaitu etika kontraktualisme Thomas Michael Scanlon dan objek material sistem subkontrak yang diterapkan di industri fast fashion. Permasalahan moral penelitian ini adalah terkait dengan ketidakadilan sistem subkontrak yang dialami oleh para pekerja di industri fast fashion.  

Penelitian ini merupakan penelitian di bidang filsafat dengan model penelitian kualitatif deskriptif (Bakker, 1990: 107). Analisis data pada penelitian kualitatif deskriptif meliputi interpretasi, deskripsi dan refleksi kritis. Bahan penelitian ini menggunakan sumber data studi kepustakaan. Alur penelitian ini meliputi tahap perencanaan, klasifikasi data, pengolahan data, dan penyajian data. 

Hasil penelitian ini adalah Pertama, penelitian ini mendeskripsikan bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami para pekerja di industri fast fashion, seperti permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja, diskriminasi dan pelecehan perempuan, kurangnya pembayaran upah dan kesejahteraan sosial serta permasalahan yang terkait dengan organisasi dan serikat pekerja. Kedua, analisis penelitian ini merumuskan persoalan ketidakadilan bagi para pekerja di industri fast fashion menurut etika kontraktualisme Thomas Michael Scanlon. Pandangan Thomas Michael Scanlon mengenai sistem subkontrak sesuai dengan prinsip reansons and value serta responsibility. Reasons and value menjelaskan bahwa alasan suatu tindakan memiliki nilai yang melekat dalam setiap hubungan dan kesepakatan moral, sedangkan responsibility menjelaskan bahwa pihak yang paling berdampak memliki alasan yang kuat untuk mengharapkan suatu bentuk perlindungan tertentu. Pada sistem subkontrak, rumusan keadilan menurut kontraktualisme Thomas Scanlon sejalan dengan undang-undang perburuhan internasional. Maka, keadilan dalam sistem subkontrak dapat tercapai apabila audit Corporate Social Responsibility yang diterapkan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral kontraktualisme Thomas Michael Scanlon. 

This research is motivated by the injustice experienced by workers in the fast fashion industry. This research uses the formal object of Thomas Michael Scanlon's contractualism ethics and the material object of the subcontracting system applied in the fast fashion industry. The moral problem of this research is related to the injustice of the subcontracting system experienced by workers in the fast fashion industry.  

This research is a research in philosophy with a literature model as data collection and data understanding. This research method is descriptive qualitative research. Descriptive qualitative research uses analysis that involves methodical elements that include interpretation, descriptive, and critical reflection.      

First, this research describes the forms of injustice experienced by workers in the fast fashion industry, such as occupational health and safety issues, discrimination and harassment of women, lack of payment of wages and social welfare as well as problems related to labor organizations and unions. Second, this research analysis formulates the problem of injustice for workers in the fast fashion industry according to Thomas Michael Scanlon's ethics of contractualism. Thomas Michael Scanlon's view on the subcontracting system is in accordance with the principles of reasons and value and responsibility. Reasons and value explain that the reason for an action has an inherent value in every relationship and moral agreement, while responsibility explains that the most affected party has a strong reason to expect a certain form of protection. In the subcontracting system, Thomas Scanlon's formulation of justice according to contractualism is in line with international labor law. Therefore, justice in the subcontracting system can be achieved if CSR audits take into account the moral principles of Thomas Michael Scanlon's contractualism.

Kata Kunci : Thomas Michael Scanlon, Ketidakadilan Pekerja, Subkontrak, kontraktualisme.