Laporkan Masalah

Analisis Pembentukan Interpretasi Cancel Culture di X melalui Mekanisme Kontrol Sosial dalam Kasus Pelecehan Seksual (Studi Netnografi pada Kasus Saipul Jamil dan Gofar Hilman di Akun Base @tubirfess)

ARINDRA BALQI NOVASANTYA, R. Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si.

2024 | Skripsi | Sosiologi

Kemunculan cancel culture akibat kemajuan teknologi digital telah membawa pengaruh terhadap dinamika diskusi dalam ruang media sosial, khususnya platform X. Secara umum, cancel culture merupakan sebuah praktik sosial di mana publik secara kolektif memutuskan untuk mengucilkan, menarik dukungan atau memboikot individu, kelompok atau entitas lain karena perilaku maupun pernyataan yang dikeluarkan dianggap buruk, tidak etis bahkan menyinggung norma sosial. Implementasi aksi cancel culture ini seringkali dimaksudkan guna meminta pertanggungjawaban kepada pelaku atas perbuatannya, tetapi dalam realitanya terkadang praktik ini malah menjadi bentuk hukuman massa dengan nihilnya nilai keadilan dan kebebasan berpendapat. Penelitian ini mengadaptasi metode kualitatif dengan pendekatan netnografi yang didasarkan pada pemikiran Robert Kozinets. Kajian ini berusaha menganalisis dinamika cancel culture pada isu pelecehan seksual yang melibatkan Saipul Jamil dan Gofar Hilman serta bagaimana interpretasi pandangan yang terbentuk dan berkembang dapat digali lebih dalam yang terjadi akun base @tubirfess. Penelitian ini mengadopsi pendekatan teoritis kontrol sosial yang dipopulerkan oleh Travis Hirschi guna mengungkap pemahaman makna interpretasi yang dimiliki oleh para pengguna X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna X berpandangan cancel culture sebagai alternatif akan hukum yang tidak bertindak tegas dengan keadilan, sementara yang lain menganggap sebagai penghancur reputasi yang dapat berujung kepada fitnah dan ketidakadilan. Selain itu, pembentukan interpretasi melalui perspektif kontrol sosial, yang mencakup elemen attachment, commitment, involvement, dan belief ini mengungkapkan kesinergisannya dapat menghasilkan sanksi sosial yang kuat, sedangkan faktor keterikatan emosional, loyalitas penggemar, dan keraguan terhadap fakta secara nyata dapat mempengaruhi keefektifan dari sanksi sosial itu sendiri, sehingga berdampak pada pembentukan interpretasi yang memiliki dua sudut pandang berbeda dalam kaitannya budaya pembatalan atau cancel culture.

The appearance of cancel culture as a result of advances in digital technology has influenced the dynamics of discussion in the social media space, especially platform X. In general, cancel culture is a social practice where the public collectively decides to exclude, withdraw support or boycott individuals, groups or other entities because their behavior or statements are considered bad, unethical and even offensive to social norms. The implementation of cancel culture action is often intended to hold the perpetrators accountable for their actions, but in reality sometimes this practice becomes a form of mass punishment with no value of justice and freedom of speech. This research adapts a qualitative method with a netnography approach based on the thoughts of Robert Kozinets. This study seeks to analyze the dynamics of cancel culture on the issue of sexual harassment involving Saipul Jamil and Gofar Hilman and how the interpretation of views that are formed and developed can be explored more deeply in the @tubirfess base account. This research adopts the social control theoretical approach popularized by Travis Hirschi to reveal the understanding of the meaning of interpretations held by X users. The results show that X users view cancel culture as an alternative to laws that do not act decisively with justice, while others consider it a reputational assassination that can lead to slander and injustice. In addition, the formation of interpretations through the social control perspective, which includes the elements of attachment, commitment, involvement, and belief, revealed that their synergy can produce strong social sanctions, while the factors of emotional attachment, fan loyalty, and doubt about the facts can actually affect the effectiveness of the social sanctions themselves, resulting in the establishment of interpretations that have two different points of view in relation to cancel culture.

Kata Kunci : Cancel Culture, Netnografi, Kontrol Sosial, Saipul Jamil, Gofar Hilman

  1. S1-2024-462922-abstract.pdf  
  2. S1-2024-462922-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-462922-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-462922-title.pdf