Profil Fraktur Maksilofasial Pada Anak di RSUP dr. Sardjito Tahun 2019-2023

SAFHIRA ANGGRAINI PUTRI, drg. Pingky Krisna Arindra, Sp.BMM, Subsp.Ped.OM (K); drg. Erdananda Haryosuwandito, Sp.BMM

2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Fraktur maksilofasial adalah terputusnya kontinuitas tulang pada daerah wajah dan mulut yang dapat disebabkan oleh kekerasan, kecelakaan lalu lintas (KLL), terjatuh, dan olahraga. Anak-anak memiliki prevalensi fraktur maksilofasial yang lebih rendah daripada orang dewasa yaitu sekitar 5-15%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil fraktur maksilofasial berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi anatomis, keparahan, penyebab, dan treatment yang diterima pasien anak di RSUP Dr. Sardjito tahun 2019-2023. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional deskriptif menggunakan data rekam medis anak berusia 0-17 tahun. Metode analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi menggunakan program pengolahan data SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 265 kasus fraktur maksilofasial anak yang terjadi pada 185 anak laki-laki dan 80 anak perempuan. Kelompok usia terbanyak yang mengalami fraktur maksilofasial adalah remaja berusia 13-17 tahun (75,5%). Maksila menjadi lokasi anatomis yang paling banyak mengalami fraktur maksilofasial pada anak (24,5%). Fraktur maksilofasial pada anak paling banyak terjadi dalam bentuk fraktur multipel (52,5%). KLL merupakan penyebab utama terjadinya fraktur maksilofasial pada anak (73,6%). Sebagian besar pasien fraktur maksilofasial yang disebabkan oleh KLL adalah pengendara sepeda motor tunggal (30,8%). Tindakan Open Reduction with Internal Fixation (ORIF) dilakukan pada 46,1% pasien. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar pasien fraktur maksilofasial pada anak adalah golongan remaja, fraktur maksilofasial paling sering terjadi pada laki-laki, lokasi yang paling sering mengalami fraktur adalah maksila, sebagian besar fraktur maksilofasial pada anak terjadi dalam bentuk fraktur multipel, penyebab fraktur maksilofasial terbanyak adalah KLL motor tunggal, dan treatment yang paling banyak digunakan adalah ORIF.

Maxillofacial fracture is a discontinuity of the bones in the facial and mouth area caused by several factors such as violence, road traffic accidents, falls, and sports. Maxillofacial fractures in children occur less than in adults, around 5-15%. The objective of this study is to know the profile of maxillofacial fractures based on age, gender, anatomical location, severity, cause, and treatment received in pediatric patients at Dr. Sardjito General Hospital in 2019-2023. This descriptive observational study uses secondary data from medical records of children aged 0-17. The data analysis method used frequency distribution using the SPSS data processing program.

The results showed there were 265 cases of maxillofacial fractures in children that occurred in 185 boys and 80 girls. The highest number of maxillofacial fracture cases was in adolescents 13-17 years (75.5%). Maxilla was the most common fracture site in pediatric maxillofacial fracture (24.5%). Most maxillofacial fractures in children occur in multiple fractures (52.5%). Road traffic accidents (RTA) are the main etiology of maxillofacial fracture in pediatrics (73.6%). The majority of RTA patients are single motorcyclists (30.8%). Open Reduction with Internal fixation (ORIF) was performed in 46.1% of patients. The conclusion of this study was most patients are adolescents, the maxillofacial fracture is most common in men, the most common location is the maxilla, most maxillofacial fractures in children occur in multiple fractures,  the most common cause of maxillofacial fractures is single motorcyclist accident, and the treatment of choices is ORIF.

Kata Kunci : Fraktur Maksilofasial, Anak