Survei dan Pengolahan Data Batimetri Perairan Pantai Sadeng
IFAN MAULANA, Ir. Abdul Basith, S.T., M.Sc., Ph.D.
2024 | Skripsi | TEKNIK GEODESI
Perairan Pantai Sadeng berperan penting dalam mendukung kegiatan perekonomian Gunungkidul melalui keberadaan Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng. Peran penting pelabuhan ini ditandai dengan lokasi yang strategis sehingga kegiatan pelayaran di Pantai Sadeng cenderung padat. Namun, padatnya kegiatan pelayaran belum didukung dengan ketersediaan data batimetri yang akurat dan rinci yang dapat menggambarkan topografi dasar perairan Pantai Sadeng. Ketersediaan data batimetri Pantai Sadeng hanya terdapat pada Peta Laut Indonesia dengan skala 1:200.000 yang diproduksi oleh Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut pada tahun 2013. Kondisi laut yang cenderung dinamis menimbulkan keprihatinan akan potensi bahaya navigasi bagi kegiatan pelayaran di Pantai Sadeng. Oleh karena itu, melalui kegiatan aplikatif dilakukan survei batimetri menggunakan multibeam echosounder untuk memperoleh data batimetri yang memenuhi standar International Hydrographic Organization (IHO) demi mendukung keamanan pelayaran di wilayah tersebut.
Survei batimetri diawali dengan merencanakan jalur pemeruman sesuai ketentuan pada IHO S-44 edisi 6.1.0 tahun 2022 untuk orde spesial. Lajur pemeruman terdiri dari lajur utama dengan jarak antar lajur 50 meter dan lajur silang dengan jarak antar lajur 400 meter. Data kedalaman diakuisisi menggunakan multibeam echosounder WASSP S3 yang diintegrasikan dengan Hemisphere V320 GNSS Compass untuk penentuan posisi dan sensor box untuk merekam pergerakan kapal. Data kecepatan suara diperoleh menggunakan Valeport Mini SVP, sedangkan data pasang surut diakuisisi menggunakan Valeport TideMaster. Pengolahan data kedalaman dilakukan melalui perangkat lunak EIVA NaviSuite meliputi tahap koreksi (offset statis alat, kecepatan suara, pasang surut, dan patch test), pembersihan data, dan penyimpanan hasil. Data kedalaman divisualisasikan dalam bentuk Digital Terrain Model (DTM) yang merepresentasikan nilai kedalaman dari pasang surut terendah pada periode pengukuran, sebesar 0,730 meter. Analisis data kedalaman meliputi aspek akurasi kedalaman, feature detection, dan bathymetric coverage.
Kegiatan aplikatif ini menghasilkan nilai offset statis alat, data kecepatan suara, data pasang surut, dan data kedalaman. Hasil survei batimetri disajikan dalam bentuk DTM dengan nilai kedalaman terdangkal 14,055 meter, terdalam 60,054 meter, dan rerata 47,104 meter. Data kedalaman telah terkoreksi terhadap offset statis alat, kecepatan suara, pasang surut, dan pergerakan kapal. Namun, masih terdapat kekurangan dalam proses pengolahan data karena tidak adanya data kecepatan suara pada tanggal 9 Juni 2024, data kalibrasi pitch, yaw (akibat data heave tidak terekam), dan time delay. Hasil uji akurasi kedalaman pada tingkat kepercayaan 95% memperoleh nilai sebesar 0,240 meter, dimana nilai tersebut tidak melebihi batas toleransi sebesar 0,446 meter. Jarak antar beam yang dihasilkan dari pengukuran kurang dari satu meter, sehingga dapat mendeteksi fitur dengan ukuran yang lebih besar dari satu meter kubik sesuai ketentuan pada aspek feature detection. Hasil pengukuran batimetri masih memiliki kekosongan data sebesar 23% (0,345 km2) dari keseluruhan area survei, sehingga belum memenuhi aspek bathymetric coverage.
Kata kunci: Pantai Sadeng, survei batimetri, multibeam echosounder
Kata Kunci : Pantai Sadeng, survei batimetri, multibeam echosounder