Between Blood and Work: Female Workers Perspective on Menstrual Leave and Ways to Improve Policy
NADIA MUNA FAIZAH, 1. Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si.
2024 | Skripsi | ILMU SOSIATRI
Penelitian ini mengkaji perspektif pekerja perempuan terhadap kebijakan cuti haid di Yogyakarta, menyoroti tantangan dan stigmatisasi menstruasi di tempat kerja. Meskipun terdapat kerangka hukum yang mendukung cuti haid, banyak pekerja perempuan menghadapi hambatan dalaam mengakses hak-hak tersebut karena peraturan yang kurang detail membahas proses implementasi kebijakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan menggunakan sudut pandang feminis (feminist standpoint), penelitian ini menganalisis perspektif pekerja perempuan terhadap cuti haid, dan mengungkapkan bahwa kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas secara signifikan. Namun, potensi memperkuat diskriminasi dan stigmatisasi harus diatasi. Penelitian ini menunjukkan perlunya peraturan yang lebih detail dan lingkungan kerja yang mendukug untuk meningkatkan kesejahteraan dan partisipasi perempuan dalam dunia kerja.
This research examines the perspectives of female workers on the menstrual leave policy in Yogyakarta, highlighting the challenges and stigmatization of menstruation in the workplace. Despite the legal framework supporting menstrual leave, many female workers face barriers to accessing these rights due to unclear regulations and workplace attitudes. This study used qualitative methods with study case approach. By using feminist standpoint, this research willing to analyse the female workers perspective towards menstrual leave and revealing that this policy can significantly enhance their well-being and productivity. However, the potential of reinforcing discrimination and stigmatization must be addressed. The finding suggest the need for clearer regulation and a supportive workplace environment to increase female worker’s well-being and participation in workforce.
Kata Kunci : Cuti Haid, Implementasi Kebijakan, Perspektif Pekerja Perempuan