Pengembangan Aplikasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Awal
Sri Sumaryani, Prof. Dr. Rr. Titi Savitri P., MA., M.Med.Ed., Ph.D. ; Dr. Fitri Haryanti, SKp., M.Kes.
2024 | Disertasi | S3 Kedokteran Umum
Tingginya angka pernikahan dini dan
persalinan remaja di Indonesia menunjukkan adanya kebutuhan kritis untuk pengembangan
aplikasi pendidikan kesehatan reproduksi yang memadai. Data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa 18,87% remaja di usia 16-18 tahun
sudah menikah, bahkan terdapat 2,32% yang sudah menikah di usia kurang dari 16
tahun. Angka persalinan remaja mencapai 44,33%. Fenomena ini berdampak serius
pada kesehatan fisik dan mental remaja serta kualitas hidup mereka di masa
depan. Di tingkat global, menurut laporan UNICEF, Indonesia menempati peringkat
ke-8 yaitu mencapai angka 11,21% pada tahun 2018 dalam hal pernikahan dini,
yang mencerminkan permasalahan kesehatan reproduksi yang luas dan penting. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sehat reproduksi pada remaja awal, (2)
mengetahui kebutuhan pengembangan aplikasi pendidikan kesehatan reproduksi, dan
(3) mengevaluasi validitas serta pengalaman pengguna terhadap pengembangan
aplikasi pendidikan yang dikembangkan.
Metode yang digunakan
adalah Research and Development (R&D) yang terdiri dari beberapa
tahap. Tahap pertama, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan lima
kelompok informan: 24 remaja awal (12 laki-laki dan 12 perempuan), 24 orang tua
(12 ibu dan 12 ayah), serta 9 guru dan 3 tenaga kesehatan sekolah. Wawancara
mendalam juga dilakukan dengan seorang pengambil kebijakan dari Dinas
Kesehatan. Data dianalisis menggunakan software NVivo 12 Plus berdasarkan
Health Promotion Model Nola J. Pender. Tahap kedua adalah pengembangan aplikasi
pendidikan kesehatan dalam bentuk aplikasi "Pubertas Cerdas", yang
berbasis Android dan menggunakan metode permainan. Tahap ketiga mengevaluasi
validitas aplikasi menggunakan Mobile Application Rating Scale (MARS)
dan menguji pengalaman pengguna dengan User Experience Questionnaire
(UEQ), melibatkan 46 remaja awal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perilaku sehat reproduksi dipengaruhi oleh pengetahuan umum tentang kesehatan
reproduksi, upaya pencarian informasi, faktor psikologis, budaya komunikasi
dalam keluarga, persepsi manfaat, serta dukungan dari orang tua dan guru. Pengembangan aplikasi pendidikan
yang dibutuhkan mencakup materi tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi,
perubahan fisik, psikologis, dan sosial setelah pubertas, cara menjaga
kesehatan organ reproduksi, serta norma dan etika interaksi. Evaluasi validitas
menunjukkan bahwa aplikasi ini layak digunakan dengan kualitas "baik"
pada dimensi keterlibatan, kualitas informasi, dan dimensi subjektif, serta
kualitas "dapat diterima" pada dimensi fungsionalitas dan estetika.
Pengalaman pengguna menunjukkan aspek estetika dan interaksi yang menyenangkan,
meskipun inovasi dan kreativitas aplikasi perlu ditingkatkan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa
aplikasi "Pubertas Cerdas" layak digunakan berdasarkan hasil uji
pakar dan pengalaman pengguna. Aplikasi ini menunjukkan kualitas
"baik" pada dimensi keterlibatan, kualitas informasi, dan dimensi
subjektif, serta kualitas "dapat diterima" pada dimensi
fungsionalitas dan estetika. Pengalaman pengguna juga menunjukkan aspek
estetika dan interaksi yang menyenangkan, meskipun pada aspek kebaruan dan
kreativitas, pengembangan lebih lanjut direkomendasikan
Kata kunci: Pendidikan
Kesehatan Reproduksi, Remaja Awal, Aplikasi Digital, Pubertas Cerdas
The high rates of early
marriage and adolescent childbirth in Indonesia indicate a critical need for an
adequate reproductive health education model. Data from the Central Statistics
Agency (BPS) in 2023 show that 18.87% of adolescents aged 16-18 are married,
with 2.32% having married before the age of 16. The adolescent childbirth rate
reaches 44.33%. This phenomenon has serious impacts on the physical and mental
health of adolescents as well as their future quality of life. Globally,
according to a UNICEF report, Indonesia ranks 8th with a rate of 11.21% in 2018
in terms of early marriage, reflecting a widespread and significant
reproductive health issue. This study aims to (1)
identify factors influencing healthy reproductive behavior in early
adolescents, (2) determine the needs for a reproductive health education model,
and (3) evaluate the validity and user experience of the developed educational
model.
The
method used is Research and Development (R&D), consisting of several
stages. In the first stage, Focus Group Discussions (FGDs) were conducted with
five groups of informants: 24 early adolescents (12 boys and 12 girls), 24
parents (12 mothers and 12 fathers), and 9 teachers and 3 school health
workers. In-depth interviews were also conducted with a policymaker from the
Health Department. Data were analyzed using NVivo 12 Plus software based on Nola
J. Pender's Health Promotion Model. The second phase involves developing a
health education model in the form of the 'Pubertas Cerdas' application, which
is Android-based and uses a game-based method. The third phase evaluates the validity
of the application using the Mobile Application Rating Scale (MARS) and tests
user experience with the User Experience Questionnaire (UEQ), involving 46
early adolescents
The study results indicate that
healthy reproductive behavior is influenced by general knowledge of reproductive
health, efforts to seek information, psychological factors, family
communication culture, perceived benefits, and support from parents and
teachers. The educational model needed includes materials on the anatomy and physiology
of reproductive organs, physical, psychological, and social changes after
puberty, ways to maintain reproductive organ health, as well as interaction
norms and ethics. Validity evaluation shows that this application is feasible to
use with a "good" quality rating on engagement, information quality,
and subjective dimensions, and an "acceptable" quality rating on
functionality and aesthetics dimensions. User experience indicates pleasant
aesthetics and interaction, although the application's innovation and
creativity need improvement.
This study concludes that the
"Pubertas Cerdas" application is feasible for use based on expert
testing and user experience. The application shows "good" quality in
engagement, information quality, and subjective dimensions, and
"acceptable" quality in functionality and aesthetics dimensions. User
experience also indicates pleasant aesthetics and interaction; however, further
development is recommended for novelty and creativity aspects.
Keywords:
Reproductive Health Education, Early Adolescents, Digital Application, Pubertas
Cerdas
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan Reproduksi, Remaja Awal, Aplikasi Digital, Pubertas Cerdas