Penelitian ini menganalisis proses pembentukan, pola pembentukan, relasi makna, dan fungsi slang Sinjab yang dituturkan oleh remaja di Kabupaten Batang, khususnya di kawasan Kota. Data yang dikumpulkan diperoleh dari informan penutur asli slang Sinjab. Metode yang digunakan adalah metode simak, melalui teknik simak dan teknik pancing melalui cakap semuka. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik dengan teori variasi bahasa, slang, dan relasi makna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan pola dan aturan pembentukan slang Sinjab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kosakata slang Sinjab tidak hanya terbentuk secara arbitrer. Berdasarkan data yang telah dianalisis bentuk variasi slang Sinjab dalam bentuk kata serta proses-proses linguistik yang terjadi di dalamnya adalah proses pergeseran fonem atau yang biasa disebut metatesis. Proses pembentukan dipetakan diantaranya; a) pergeseran fonem (metatesis), b) pergeseran fonem (metatesis) disertai penambahan fonem, c) pergeseran fonem (metatesis) disertai dengan pelepasan fonem, d) pergeseran fonem (metatesis) disertai penggantian fonem, e) serapan bahasa asing, dan f) proses zero. Berdasarkan proses pembentukan yang telah dipetakan terbentuk 15 pola pembentukan slang Sinjab. Pola tersebut meliputi pola K2V1K1V2, pola K2V1K1V2K2, pola K2V1mK1V2, pola K2V1mK1V2K2, pola K2V1ngK1V2, pola K2V1ngK1V2K2, pola K2V1K1V2ng, pola K2V1nK1V2, pola K2V1nK1V2K2, pola K2V1ngkV2, pola K2V1ngkV2, pola K2V1ngkV2K2, pola K1V1K2asgV2, Pola K1V1K2asgV2K2, pola K1V1K1K2asgV2, pola K1V1K2askV2. Relasi makna yang terbentuk dari slang Sinjab berupa sinonim, homonim, metafora, eufemisme. Fungsi slang Sinjab memiliki berbagai fungsi sebagai (1) merahasiakan tuturan, (2) kreatifitas penggunanya, (3) agar berbeda dari yang lain, (4) menghaluskan bentuk-bentuk umpatan yang dituturkan, (5) untuk menarik perhatian, (6) untuk memperkaya bahasa dan kosakata, (7) memperhalus kata, (8) untuk berbicara kepada orang yang berbeda kelas sosialnya, (9) untuk keakraban/keintiman; (10) untuk pengakuan sebagai anggota kelompok bagi penggunanya, (11) untuk kerahasiaan, dan (12) Identitas Lokal Masyarakat Batang.
This research aims to classify the patterns and rules of Sinjab slang formation. Data collected were obtained from two native speakers of Sinjab slang. This research employs a sociolinguistic approach. The data analysis process is conducted using qualitative descriptive methods. Interviews and data collection were carried out with informants who are young adults aged 35 and 25. Furthermore, this study categorizes the data into tables to facilitate the data analysis process. The research results indicate that the Sinjab slang vocabulary is not formed arbitrarily. Based on the analyzed data, variations in Sinjab slang forms and the linguistic processes involved therein are phoneme shifts, commonly known as metathesis. The formation processes mapped include: a) phoneme shift (metathesis), b) phoneme shift (metathesis) accompanied by phoneme addition, c) phoneme shift (metathesis) accompanied by phoneme release, d) phoneme shift (metathesis) accompanied by phoneme replacement, e) absorption of foreign languages, and f) zero process. Based on the mapped formation processes, 15 Sinjab slang formation patterns are identified. These patterns include the K2V1K1V2 pattern., pattern K2V1K1V2K2, pattern K2V1mK1V2, pattern K2V1mK1V2K2, pattern K2V1ngK1V2, pattern K2V1ngK1V2K2, pattern K2V1K1V2ng, pattern K2V1nK1V2, pattern K2V1nK1V2K2, pattern K2V1ngkV2, pattern K2V1ngkV2, pattern K2V1ngkV2K2, pattern K1V1K2asgV2, Pattern K1V1K2asgV2K2, pattern K1V1K1K2asgV2, pattern K1V1K2askV2. The semantic relationships formed by Sinjab slang include synonyms, homonyms, metaphors, and euphemisms. The functions of Sinjab slang are varied, including (1) to keep speech secret, (2) to express the creativity of its users, (3) to differentiate from others, (4) to soften the forms of curses uttered, (5) to attract attention, (6) to enrich language and vocabulary, (7) to soften words, (8) to speak to people of different social classes, (9) to create familiarity/intimacy, (10) to gain recognition as a group member for its users, (11) for secrecy, and (12) as a local identity for the Batang community.
Kata Kunci : remaja, slang Sinjab, variasi bahasa