PRODUKSI RUANG DAN RESISTENSI MASYARAKAT MARGINAL KOTA (Studi Pada Kawasan Kumuh Tepian Sungai Musi Kota Palembang
M. Farel Alfarisi, Dr. Oki Rahadianto., S.Sos., M.Si
2024 | Tesis | S2 Sosiologi
Di wilayah perkotaan, ruang
banyak menimbulkan suatu pertentangan, yaitu pertentangan antara masyarakat dan
para pemegang kepentingan. ruang di perkotaan merupakan hak bersama, tetapi
sering kali masyarakat yang tidak berdaya tersisihkan oleh segerombol kelompok
luar yang memiliki kepentingan. Sehingga di perkotaan, tidak sedikit dapat
dijumpai masyarakat-masyarakat marginal, mereka merupakan masyarakat yang tidak
mendapatkan hak pada ruang-ruang perkotaan. Masyarakat marginal ini tergambar
melalui kawasan kumuh di tepi Sungai Musi Kota Palembang. Di mana mereka
tersisihkan atas pembangunan dan pembentukan ruang yang ada di tepi sungai.
Secara khusus Sungai Musi memang memiliki nilai yang begitu kuat, dan menjadi
salah satu identitas Kota Palembang. Tidak heran jika, ruang-ruang di tepi
sungai tersebut menjadi tempat kontestasi antara masyarakat dan pemegang
kepentingan. Penelitian ini melihat produksi ruang di tepi Sungai Musi Kota Palembang dan
mengeksplorasi resistensi masyarakat marginal yang tinggal di kawasan kumuh
tepi Sungai Musi dengan teori produksi ruang Henri Lefebvre sebagai bingkai
analisis. Produksi ruang tersebut dilihat melalui triadic Lefebvre, yang
keseluruhan dapat menjawab fenomena ruang yang terjadi pada masyarakat kawasan
kumuh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian Fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan
representasi terhadap ruang di tepi Sungai Musi. Di mana pemerintah dan para
pemegang kepentingan melalui perencanaannya merepresentasikan ruang di tepi
sungai sebagai potensi pariwisata, sedangkan masyarakat kawasan kumuh memiliki
representasi yang berbeda, yaitu ruang sebagai warisan tempat tinggal, serta
tempat di mana mereka dapat menghasilkan uang. Perbedaan tersebut menimbulkan upaya
resistensi masyarakat kawasan kumuh terhadap wacana ruang. Resistensi ini
dimunculkan melalui simbol praktik masyarakat di dalam ruang, yaitu adanya
kontestasi dan pertarungan makna ruang, kemudian simbol dari relasi praktik
spasial, terakhir adalah tetap kembali meskipun sudah tergusur. Resistensi ini
adalah bentuk bahwa masyarakat kawasan kumuh menuntut hak atas ruang mereka.
Space in urban areas is a shared right, but often
helpless people are pushed aside by a group of outside interests. So in urban
areas, there are many marginalized communities, people who do not have rights
to urban spaces. This marginalized community is illustrated through the slums
on the banks of the Musi River in Palembang City. They are excluded from the
development and formation of space on the riverbank. In particular, the Musi
River does have a solid value and has become one of the identities of Palembang
City. Not surprisingly, the spaces on the riverbank have become a place of
contestation between the community and stakeholders. This research looks at the
production of space on the banks of the Musi River in Palembang City. It
explores the resistance of marginalized communities living in the slums of the
banks of the Musi River using Henri Lefebvre's theory of space production as an
analytical frame. The production of space is seen through Lefebvre's triadic,
which can answer the spatial phenomena that occur in slum communities. This
research uses qualitative research methods with a Phenomenology research type.
The results showed different representations of space on the banks of the Musi
River. Where the government and stakeholders through their planning represent
the space on the banks of the river as tourism potential, while the slum
community has a different representation, namely space as a residential
heritage, as well as a place where they can make money, these differences lead
to resistance efforts by slum communities to the discourse of space. This
resistance is raised through symbols of community practice in space, namely the
existence of contestation and battle over the meaning of space, then symbols of
spatial practice relations, and the last is to keep returning even though they
have been evicted. This resistance is a form in which slum communities demand
the right to their space.
Kata Kunci : Produksi Ruang, Resistensi, Sungai Musi, Masyarakat Marginal, Kawasan Kumuh.