URGENSI SAMPAH PEMBALUT SEKALI PAKAI DI INDONESIA: STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA
Azizah Irjayanti, Dr. Daniel, M.Sc; Dr. Annisa Utami Rauf, S.Pd
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar Belakang: Perilaku
pembuangan sampah pembalut yang tidak benar akan berdampak terhadap lingkungan.
Perilaku dan minat seseorang dalam pemilahan sampah pembalut sekali pakai dapat
dianalisa menggunakan pendekatan teori perilaku Risk, Attitudes, Norms,
Abilities, and Self-regulations (RANAS). RANAS merupakan teori perilaku
untuk mengukur dan menilai faktor-faktor perilaku masing-masing individu.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran dan
faktor-faktor perilaku wanita usia subur (WUS) dalam melakukan pemilahan sampah
pembalut sekali pakai.
Metode: Penelitian
menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan metode survei
dengan alat pengukuran kuesioner terstruktur yang terdapat pada pendekatan
teori perilaku model RANAS (risk, attitude, norm, ability
and self regulation). Populasi dalam penelitian
ini ialah wanita usia subur (WUS) dalam rentang usia 20-44 tahun yang
berdomisili di Kota Yogyakarta berjumlah 37.286 . Analisis data yang dilakukan
pada penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis multivariat dengan
regresi logistik.
Hasil: Mayoritas responden (47,4%) dari 422 responden telah membersihkan terlebih
dahulu kotoran (darah) pada pembalut, dibungkus dengan kantong plastik atau
kertas dan dibuang secara terpisah dengan sampah jenis lainnya. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pemilahan sampah
pembalut sekali pakai adalah perencanaan
tindakan (OR = 1,951). Adapun faktor lain yang mempengaruhi perilaku pemilahan sampah pembalut yaitu jumlah WUS
per rumah (OR = 1,635), informasi sanitasi (OR = 1,928) dan
efikasi diri (OR = 1,632).
Kesimpulan: Perilaku WUS dalam melakukan pemilahan sampah
pembalut didominasi oleh perilaku yang telah melakukan pemilahan sebanyak
50,5%. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pemilahan sampah
pembalut sekali pakai ialah perencanaan tindakan. Implikasi
yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang
pentingnya pemilahan sampah pembalut sekali pakai, menyediakan tempat sampah
khusus di rumah dan tempat umum, serta mendorong rumah tangga untuk memilah
sampah pembalut secara mandiri.
Kata Kunci: Perilaku pemilahan
sampah pembalut, faktor kontekstual, sub-faktor psikosoial, RANAS, Wanita Usia
Subur (WUS)
Background: Improper disposal behavior
of sanitary pad waste impacts the environment. The behavior and interest of
individuals in sorting disposable sanitary pad waste can be analyzed using the
Risk, Attitudes, Norms, Abilities, and Self-regulations (RANAS) behavioral
theory approach. RANAS is a behavioral theory used to measure and assess the
behavioral factors of each individual.
Objective: To identify the behaviors
and factors of women of childbearing age (WUS) in sorting disposable sanitary
pad waste.
Methods: This research uses a
cross-sectional study design and a survey method with a structured
questionnaire based on the RANAS behavioral theory model (risk, attitude, norm,
ability, and self-regulation). The population in this study is women of
childbearing age (WUS) aged 20-44 years residing in Yogyakarta City, totaling
37,286. The data analysis used in this study includes univariate analysis and
multivariate analysis with logistic regression.
Results: The majority of
respondents (47.4%) cleaned the dirt (blood) from the sanitary pad first,
wrapped it in plastic or paper, and disposed of it separately from other types
of waste. The most influential factor on the behavior of sorting disposable
sanitary pad waste is action planning (OR = 1.951). Other factors influencing
the behavior of sorting sanitary pad waste include the number of WUS per
household (OR = 1.635), sanitation information (OR = 1.928), and self-efficacy
(OR = 1.632).
Conclusion: The behavior of WUS in
sorting sanitary pad waste is dominated by those who have already sorted waste,
at 50.5%. The most influential factor on the behavior of sorting disposable
sanitary pad waste is action planning. The implications that can be carried out
include educating the community about the importance of sorting disposable
sanitary pad waste, providing special bins at home and in public places, and
encouraging households to sort sanitary pad waste independently.
Keywords:
Sanitary pad waste sorting behavior, contextual factors, psychosocial
sub-factors, RANAS, Women of Reproductive Age (WUS
Kata Kunci : Perilaku pemilahan sampah pembalut, faktor kotekstual, sub-faktor psikososial, RANAS, Wanita Usia Subur (WUS)