Analisis Pembayaran Kapitasi Khusus Terhadap Kinerja Puskesmas Daerah Terpencil, Perbatasan, Dan Kepulauan (DTPK) Di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat Tahun 2021 - 2023
EVI RETNO NURLIANTI, Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., AAK
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar
belakang: Kapitasi khusus merupakan
kebijakan yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan kepada FKTP Daerah Terpencil
Perbatasan Kepulauan (DTPK) untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan
masyarakat.
Tujuan:
Mengevaluasi efektivitas pembayaran
kapitasi khusus terhadap kinerja di Puskesmas Daerah Terpencil, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK) Kabupaten Kubu Raya dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
Metode:
Penelitian ini menggunakan rancangan
studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan
cara purposive sampling, terdiri dari 24 responden. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara telaah dokumen dan wawancara mendalam (indepth
Interview). Data sekunder dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan data
primer (kualitatif) menggunakan analisis tematik. Validitas diperoleh dengan
melakukan triangulasi sumber data.
Hasil:
Masih terdapat Puskesmas yang belum
berhasil mencapai seluruh indikator komitmen. Pada tahun 2022 masih terdapat
empat puskesmas (Puskesmas Kerawang, Puskesmas Padang Takar, Puskesmas Sungai
Asam, dan Puskesmas Terentang) yang belum berhasil mencapai kelima indikator
komitmen. Namun, capaian indikator tersebut mengalami penurunan pada tahun
berikutnya. Pada tahun 2023 hanya satu puskesmas yang berhasil mencapai seluruh
indikator komitmen sedangkan sepuluh puskesmas lainnya belum berhasil mencapai.
Kinerja puskesmas yang diukur dari capaian Nomor Kontak, Rasio Rujukan Non
Spesialis, dan Rasio Peserta Prolanis Terkendali tidak mengalami peningkatan
sebelum dan sesudah kebijakan kapitasi khusus. Pendapatan puskesmas semakin
meningkat setelah adanya kapitasi khusus dan pegawai merasa puas dengan adanya
kapitasi khusus ini. Angka kunjungan semakin meningkat setelah adanya kapitasi
khusus yang menandakan bahwa akses pelayanan semakin dirasakan oleh peserta
JKN.
Kesimpulan:
Tidak
semua puskesmas dapat mencapai kelima indikator menyediakan komitmen pelayanan
(hanya ada satu puskesmas yang secara konsisten mencapai memberikan komitmen
pelayanan 100 persen). Kendala yang ditemui adalah ketersediaan dokter umum dan
dokter gigi yang belum memadai akibat jarak dan lain sebagainya. Selain itu,
pegawai puskesmas penerima kapitasi khusus merasa puas dengan adanya kapitasi
khusus ini karena peningkatan pendapatan dan puskesmas dapat menambah sumber
daya manusia serta sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan puskesmas.
Background: Special capitation is a policy set by BPJS Kesehatan for primary health facilities in Remote Border Islands Areas (DTPK) to increase accessibility of health services.
Objectives: Evaluating the effectiveness of special capitation payments on performance at the Remote, Border and Island Health Centers (DTPK) of Kubu Raya Regency in improving the quality of health services.
Methods: This research used a case study design with a qualitative approach. The research subjects were determined by purposive sampling, consisting of 24 respondents. Data collection was carried out using document review and indepth interviews. Secondary data was analyzed descriptively quantitatively and primary (qualitative) data using thematic analysis. Validity was obtained by data sources triangulation.
Results: There are still Puskesmas that have not succeeded in achieving all commitment indicators. In 2022, there are still four health centers (Kerawang Health Center, Padang Takar Health Center, Sungai Asam Health Center, and Terentang Health Center) that have not managed to achieve the five commitment indicators. However, the achievement of the indicator decreased in the following year. In 2023, only one health center has managed to achieve all commitment indicators while ten other health centers have not succeeded in achieving. The performance of the health center, which was measured by the achievement of the Contact Number, the Non-Specialist Referral Ratio and the Controlled Prolanis Participant Ratio, did not increase before and after the special capitation policy. The income of the health center is increasing after the special capitation and employees are satisfied with this special capitation. The rate of visits is increasing after a special capitation that indicates that access to services is increasingly felt by national health insurance participants.
Conclusions: Not all health centers can achieve all five indicators of providing service commitment (only one health center consistently achieves 100 percent service commitment). The obstacles encountered are the availability of general practitioners and dentists that are not yet adequate due to distance and so on. In addition, health center employees who receive special capitation are satisfied with this special capitation because of the increase in income and the health center can add human resources and facilities and infrastructure according to the needs of the health center.
Kata Kunci : Kapitasi Khusus, Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan, Indikator Komitmen, Special Capitation, Remote areas of borders and islands, Commitment Indicators