Identifikasi dan Uji Sensitivitas Antibiotik terhadap Isolat Enterokokus Asal Daging Broiler dari Supermarket di Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Andi Muh. Isra Nurrahmat, drh. Heru Susetya, M.P., Ph.D; drh. M. Th. Khrisdiana Putri, M.P., Ph.D
2024 | Tesis | S2 Sain Veteriner
Enterokokus merupakan bakteri asal pencernaan yang sering mengkontaminasi daging broiler di sepanjang rantai suplai pangan. Enterokokus yang mencemari daging ayam berpotensi memindahkan gen resistensi antibiotik kepada bakteri lain khususnya patogen yang menginfeksi manusia. Sejumlah studi bakteri resisten antibiotik pada daging broiler dari ritel di Yogyakarta telah dilaporkan, namun pada bakteri enterokokus belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran cemaran enterokokus pada daging broiler asal supermarket di Sleman, Yogyakarta dan sensitivitasnya terhadap beberapa antibiotik.
Sampel dalam studi ini adalah daging broiler (whole chicken) sebanyak 48 ekor yang dikoleksi dari beberapa supermarket di kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pengujian dalam studi ini diawali dengan isolasi bakteri pada media enterococcosel agar, kemudian dilakukan identifikasi enterokokus dengan polymerase chain reaction. Sebanyak 6 koloni presumptif per sampel daging broiler sumber isolat diidentifikasi dengan PCR. Uji sensitivitas antibiotik dilakukan pada spesies enterokokus yang teridentifikasi, dengan metode disk difusion.
Hasil PCR pada sampel studi ini menunjukkan bahwa genus enterokokus teridentifikasi pada isolat semua sampel daging broiler (48/48). Enterococcus faecalis teridentifikasi pada 8,33% (4/48) sampel daging sumber isolat, Enterococcus faecium pada 33,33% (16/48) sampel daging sumber isolat, sedangkan E. faecalis dan E. faecium teridentifikasi pada isolat tiap sampel daging broiler sumber isolat pada sebanyak 54,16% (26/48) sampel. Uji sensitivitas antibiotik pada 33 isolat E. faecium dan 22 isolat E. faecalis menunjukkan bahwa 87,88% (29/33) isolat E. faecium dan 95,45% (21/22) isolat E. faecalis sensitif terhadap ampisilin. Sebanyak 36,36% (12/33) isolat E. faecium dan 50% (11/22) isolat E. faecalis sensitif terhadap tetrasiklin. Sebanyak 18,18% (6/33) isolat E. faecium dan 22,73% (5/22) E. faecalis sensitif terhadap eritromisin. Semua isolat E. faecium dan E. faecalis sensitif terhadap vankomisin. Studi ini menunjukkan tingkat kontaminasi enterokokus yang tinggi pada sampel daging broiler ini. Isolat enterokokus dalam studi ini menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap vankomisin dan ampisilin, namun sensitivitas yang rendah terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Isolat E. faecalis memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dari E. faecium pada studi ini.
Kata Kunci : Enterokokus, daging broiler, kontaminasi, antibiotik, resistensi