Analisis Tekno-Ekonomi PLTS Atap Dental Learning Center FKG UGM untuk Mencapai Predikat Bangunan Hijau Edge Advanced
RIDHA AURELYA RAFA, Dr.-Ing. Ir. Sihana; drg. Heni Susilowati., M.Kes., Ph.D.
2024 | Skripsi | FISIKA TEKNIK
Saat ini, Indonesia dihadapkan oleh tantangan
besar dalam menghadapi permasalahan energi. Dimana kebutuhan listrik
diproyeksikan mencapai 2.214 TWh pada tahun 2050, delapan kali lipat dari 285
TWh pada tahun 2023. Penggunaan listrik, terutama di bangunan institusi menjadi
penyumbang emisi CO2 terbesar hingga 43?ri total emisi nasional.
Konsep bangunan hijau sebagai strategi pembangunan berbasis rendah karbon yang
sejalan dengan prinsip lingkungan telah berkembang. Gedung DLC FKG UGM
merupakan gedung yang tersertifikasi bangunan hijau EDGE Level 1: Certified
oleh GBCI dan memeroleh penilaian penghematan energi sebesar 29%. Saat ini
diketahui bahwa kebutuhan listrik gedung DLC masih disokong penuh oleh jaringan
listrik PLN. Oleh karena itu, dapat diimplementasikan penggunaan PLTS sebagai
sumber energi terbarukan untuk meningkatkan kinerja dan mengefisiensikan energi
bangunan.
Perancangan PLTS menggunakan perangkat lunak PVSyst
dengan dua jenis modul PV dan dua jenis inverter. Hasil analisis dan simulasi menunjukkan
bahwa sistem dengan modul PV monokristalin 550 Wp dan inverter 100 kW dengan
kapasitas 110 kWp adalah konfigurasi sistem yang layak. Sistem menghasilkan
energi 141.797 kWh/tahun, spesific yield 1289 kWh/kWp/tahun, perfomance
ratio 79,22%, solar fraction 67,89%, dan penghematan emisi karbon
2510,527 tCO2. LCOE sistem Rp652/kWh, NPV Rp352.279.543, SIR 1,16,
dan masa pengembalian 8,63 tahun. Perancangan sistem PLTS mampu menyuplai
67,89% kebutuhan listrik Gedung DLC. Dari hasil simulasi dengan perangkat lunak
EDGE, aplikasi sistem PLTS dapat meningkatkan penghematan energi menjadi 77,28%
sehingga memenuhi sertifikasi bangunan hijau Level 2: EDGE Advanced.
Currently, Indonesia faces significant challenges in addressing energy issues. The country's electricity demand is projected to reach 2,214 TWh by 2050, an eightfold increase from 285 TWh in 2023. Institutional buildings significantly contribute to CO2 emissions, accounting for 43% of the national total. To address this, the concept of green buildings, aligned with low-carbon development strategies, has gained traction. The Dental Learning Center (DLC) at the Faculty of Dentistry, Gadjah Mada University (DLC FKG UGM), certified as a Level 1: Certified green building by EDGE, currently saves 29% of its energy but relies entirely on the PLN power grid.
This study proposes the implementation of a Solar Power Plant (PLTS) to enhance the building’s energy efficiency. Using PVSyst software, a system with 550 Wp monocrystalline PV modules and a 100 kW inverter was designed, with a total capacity of 110 kWp. The system is projected to generate 141,797 kWh/year, with a specific yield of 1,289 kWh/kWp/year, a performance ratio of 79.22%, and a solar fraction of 67.89%, reducing carbon emissions by 2,510.527 tCO2. The system’s LCOE is Rp652/kWh, with an NPV of Rp352,279,543, an SIR of 1.16, and a payback period of 8.63 years. This PLTS could supply 67.89% of the DLC’s electricity needs, increasing energy savings to 77.28% and potentially qualifying the building for Level 2: EDGE Advanced certification.
Kata Kunci : PLTS Atap, Bangunan Hijau, Efisiensi Energi, Gedung DLC, Rooftop Solar PV, Green Building, Energy Efficiency, DLC Building, PVsyst.