Investigasi Film Dokumenter WatchdoC Dalam Perspektif Wacana Kritis Fairclough
Chelsy Yesicha, Prof. Dr. Faruk, HT, S.U.; Prof. Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si.
2024 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media
Fenomenalnya film-film dokumenter karya WatchdoC Documentary
Maker memberikan kebaruan dalam
kelindan film dokumenter dinamika sosio-politik Indonesia pasca reformasi. Dengan
keistimewaannya, WatchdoC menjadi media yang dapat dikatakan luas pengaruhnya.
Disertasi ini membahas kebijakan proyek food estate yang
kemudian ditanggapi WatchdoC melalui tiga dokumenternya; Negara, Wabah dan Krisis
Pangan (2020), Kinipan (2021) dan Limbung Pangan (2022) saat pandemi Covid-19. Kecenderungannya
memproduksi film dokumenter bergenre ekspositori mengindikasikan WatchdoC menggunakan strategi politik naratif untuk
menarik minat penonton. Sehingga perlu dilakukan pembacaan kritis atas sikap
kritis WatchdoC yang diimplikasikan dalam film dokumenter.
Oleh karena itu perlu investigasi dengan metode analisis wacana kritis
Norman Fairclough yang dapat menganalisis secara
komprehensif hingga mengungkapkan
pesan tersembunyi melalui tiga
dimensi, yaitu dimensi tekstual, diskursif, dan sosial budaya. Dimensi tekstual dianalisis dengan
cara mendeskripsikan aspek formal yang digunakan narator di dalam film sebagai
data utama. Dimensi praktik diskursif digunakan untuk menganalisis genre,
wacana dan gaya yang terkandung dalam proses produksi dan proses konsumsi film karya
WatchdoC. Dimensi praktik sosiokultural dianalisis dengan menjelaskan transformasi yang dihadirkan
WatchdoC pada konteks situasional, institusional dan sosial kultural di
Indonesia.
Melalui analisis ini, ditemukan bahwa identifikasi
dalam analisis dimensi teks emansipasi bahasa yang digunakan dalam film
mewakili keberadaan konflik ideologi antara kapitalisme dan ideologi ekologis.
Pada dimensi praktis diskursus, ada hibriditas genre jam yang membantu pembuat
dokumenter menciptakan logika kebenaran dalam film, dan genre dokumenter
tampaknya mampu menggabungkan gaya dengan seni yang baik. Proses produksi
memfasilitasi proses menyerap informasi tersembunyi dan mendorong koneksi
emosional dengan audiens. Penelitian dimensi praktis sosial-budaya menunjukkan
bahwa pada tingkat situasi 25 tahun pasca-reformasi, dinamika produk jurnalisme
televisi yang menantang masih bersaing dengan konteks ekonomi politik media. Di
sini, kehadiran WatchdoC institusi menciptakan zona demokratisasi melalui sekaligus
menawarkan budaya sosial melalui jurnalisme alternatif. Namun, akan tetapi
selain sebagai alat untuk mengkritik kebijakan pemerintah WatchdoC juga
terjebak dalam kapitalisme digital dan menciptakan bentuk kapitalisme baru. Hal
yang umumnya dilakukan oleh perusahaan sebab WatchdoC adalah rumah produksi.
The phenomenal documentaries produced by WatchdoC Documentary Maker innovate
the documentary content of the post-reform Indonesian socio-political dynamics.
By its specialty, WatchdoC has become a medium of broad influence. The
dissertation discusses the policy of food estate projects that WatchdoC later
responded to through three documentaries: Negara, Wabah dan Krisis Pangan
(2020), Kinipan (2021), and Limbung Pangan (2022) during the Covid-19 pandemic.
Its tendency to produce documentaries in the exhibition genre indicates that
WatchdoC uses narrative political strategies to attract audience interest. So,
there's a need for a critical reading of WatchdoC's implicit essential
attitudes of the documentary.
It is therefore necessary to investigate the method of critical
discourse analysis of Norman Fairclough, who can comprehensively analyze and
reveal hidden messages through three dimensions, namely the textual,
discursive, and socio-cultural dimensions. The textual dimensions are
investigated by describing the formal aspects used by the narrator in the film
as the primary data. The dimensions of discursive practice are used to analyze
the genre, discourse, and style contained in the production and consumption
process of WatchdoC's films. The dimension of socio-cultural practices is
analyzed by explaining the transformations presented by WatchdoC in the
situational, institutional, and socio-cultural context in Indonesia.
This analysis found that the identification in the analysis of the text
dimensions of the emancipation language used in films represents the existence
of ideological conflict between capitalism and ecological ideology. In the
practical dimension of discourse, there is a hybridity of the watch genre that
helps documentaries create the logic of truth in films, and the documentary
genre seems capable of combining style with good art. The production process
facilitates absorbing hidden information and promotes an emotional connection
with the audience. Research into the socio-cultural practical dimensions shows
that at the level of the 25-year post-reform situation, the dynamics of
challenging television journalism products still compete with the media's political-economic
context. Here, the presence of WatchdoC institutions creates a zone of
democratization while at the same time offering a social culture through
alternative journalism. However, aside from being a tool to criticize
government policies, WatchdoC is also trapped in digital capitalism and
creating new forms of capitalism. Companies usually do things because WatchdoC
is also a production house.
Kata Kunci : WatchdoC, food estate, limbung pangan, kapitalisme baru, demokrasi