Hubungan antara Pola Makan Zat Gizi Makro, Fitoestrogen dan Sindrom Metabolik terhadap Pola Menstruasi pada Wanita Infertil
Laili Chilmawati, dr. Muhammad Lutfi,Sp.O.G,Subsp.F.E.R; dr. Agung Dewanto,Sp.O.G,Subsp.F.E.R,Ph.D; Tony Arjuna, S.Gz, M.Nut.Diet, ANPD, Ph.D
2024 | Tesis-Subspesialis | SUBSPESIALIS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Hubungan antara Pola Makan Zat Gizi Makro, Fitoestrogen dan Sindrom Metabolik terhadap Pola Menstruasi pada Wanita Infertil
ABSTRAK
Latar belakang: Penyebab infertilitas terbanyak pada wanita adalah gangguan menstruasi berupa siklus anovulasi. Body Mass Index (BMI) yang tidak normal dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Kondisi status gizi seseorang mencerminkan kebiasaan pola makan sehari-hari terutama zat gizi makro dan fitoestrogen. Status gizi yang tidak normal dapat menyebabkan kejadian sindrom metabolik, gangguan menstruasi dan infertilitas. Penelitian mengenai hubungan antara pola makan, sindrom metabolik dan gangguan menstruasi dengan subyek wanita infertil belum pernah dilakukan.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pola makan zat gizi makro dan fitoestrogen, mengetahui hubungan antara pola makan zat gizi makro dan fitoestrogen terhadap menstruasi, serta mengetahui pengaruh sindrom metabolik dalam hubungan antara pola makan zat gizi makro dan fitoestrogen terhadap menstruasi pada wanita infertil.
Metode: Metode penelitian ini adalah cross sectional dengan subyek wanita infertil. Subyek dilakukan penilaian pola makan zat gizi makro dan fitoestrogen dengan metode SQFFQ dan 24hour recall serta dilakukan penilaian frekuensi, durasi, regularitas dan volume menstruasi.
Hasil: Subyek penelitian ini terdiri dari 108 wanita infertil. Mean umur pada penelitian ini adalah 33,23±5,62 tahun dan mean BMI 24,7±4,96 kg/m2. Pola makan karbohidrat yang relatif lebih tinggi dengan metode SQFFQ memiliki hubungan secara signifikan dengan frekuensi menstruasi (mean difference -34,06; p<0>24hour recall memiliki hubungan secara signifikan dengan regularitas menstruasi (mean difference 11,86; p<0>0,05).
Kesimpulan: Pola makan karbohidrat yang relatif lebih tinggi memiliki hubungan secara signifikan dengan gangguan frekuensi menstruasi pada wanita infertil. Pola makan fitoestrogen yang relatif lebih rendah memiliki hubungan secara signifikan dengan gangguan regularitas menstruasi pada wanita infertil. Sindrom metabolik tidak berpengaruh terhadap hubungan antara pola makan dan menstruasi pada wanita infertil dengan gambaran parameter antropometrik dan laboratorium dalam batas normal.
The Relationship between Dietary Intake of Macronutrients, Phytoestrogens
and Metabolic Syndrome on Menstrual Patterns in Infertile Women
ABSTRACT
Background: The most common cause of infertility in women is menstrual disorders in the form of anovulatory cycles. An abnormal Body Mass Index (BMI) can cause menstrual disorders. A person's nutritional status reflects their daily eating habits, especially macronutrients and phytoestrogens. Abnormal nutritional status can cause metabolic syndrome, menstrual disorders and infertility. Research on the relationship between diet, metabolic syndrome and menstrual disorders in infertil female subjects has never been conducted.
Objective: This research was conducted to determine the description of macronutrient and phytoestrogen diets, determine the relationship between macronutrient and phytoestrogen diets on menstruation, and determine the influence of metabolic syndrome on the relationship between macronutrient diets and phytoestrogens on menstruation in infertil women.
Method: The method of this research is cross sectional with infertil female subjects. Subjects were assessed for dietary patterns of macronutrients and phytoestrogens using the SQFFQ and 24-hour recall methods and assessed the frequency, duration, regularity and volume of menstruation.
Results: The subjects of this study consisted of 108 infertil women. The mean age in this study was 33.23 ± 5.62 years and the mean BMI was 24.7 ± 4.96 kg/m2. A relatively higher carbohydrate diet using the SQFFQ method had a significant relationship with menstrual frequency (mean difference -34,06, p<0>0.05).
Conclusion: A relatively higher carbohydrate diet has a significant relationship with menstrual frequency disorders in infertil women. A relatively lower phytoestrogen diet has a significant relationship with menstrual regularity disorders in infertil women. Metabolic syndrome does not affect the relationship between diet and menstruation in infertil women with anthropometric and laboratory parameters within normal limits.
Kata Kunci : dietary intake, metabolic syndrome, menstrual cycle, infertil women