STRUGGLING FOR DIASPORA IDENTITY IN KEVIN KWAN’S CRAZY RICH ASIANS
BRIGITA SEKAR RAHADIYANTI, Prof. Dr. Ida Rochani Adi, S.U.
2024 | Skripsi | SASTRA INGGRIS
Novel karya Kevin Kwan yang berjudul Crazy Rich Asians (2013) mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan perjuangan komunitas diaspora, khususnya diaspora Tionghoa, dalam menyikapi perkembangan identitas mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap konflik identitas yang dialami oleh Rachel Chu dan Eleanor Young. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan postmodernisme untuk melihat perbedaan identitas dan nilai-nilai yang signifikan dalam analisis. Data diperoleh dari kutipan-kutipan dalam buku Crazy Rich Asians. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rachel Chu dan Eleanor Young mengalami tekanan dari masyarakat untuk melakukan konformitas pada identitas demi kohesi sosial, seperti penindasan dan penolakan terhadap pengakuan identitas. Pengalaman yang dirasakan oleh Rachel Chu dan Eleanor Young kemudian mempengaruhi respon mereka dalam menegaskan identitas masing-masing melalui proses konformitas dan negosiasi identitas. Terlepas dari tekanan dari masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan identitas tunggal, Rachel Chu memilih untuk merangkul kedua identitasnya sebagai orang Tionghoa dan Amerika. Sebaliknya, Eleanor Young mematuhi keinginan masyarakat dan menjadi simbol penindasan yang berusaha mendikte identitas.
Kevin Kwan’s novel entitled Crazy Rich Asians (2013) raises issues related to the struggle of Diaspora communities, specifically the Chinese Diaspora, in navigating their identities. This research aims to explore the identity conflict experienced by Rachel Chu and Eleanor Young. The research was conducted using the library research method with postmodernism approach to examine the divergence of differing identities and values in the analysis. The data is sourced from the in-text references in Crazy Rich Asians. The results show that Rachel Chu and Eleanor Young experience pressure from the community to conform for social cohesion, such as oppression and misrecognition and non-recognition of their initial identity. The experiences felt by Rachel Chu and Eleanor Young later influence their contrasting responses to assert their identities through the process of conformity and identity negotiation. Despite the pressures from society for a social cohesion, Rachel Chu chooses to embrace her dual heritage as both Chinese and American. In contrast, Eleanor Young sticks to societal expectations, becoming a symbol of the very oppression that seeks to dictate identity.
Kata Kunci : identitas, perjuangan, diaspora, postmodernisme