Laporkan Masalah

Hijrah Perempuan Bercadar di Media Sosial Instagram

Awanis Akalili, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA; Ratna Noviani, SIP, M.Si., Ph.D.

2024 | Disertasi | S3 Kajian Budaya dan Media

Fenomena hijrah turut dirayakan oleh perempuan bercadar dalam narasi yang dibangun mereka di media sosial Instagram. Hijrah menjadi paradoks ketika perempuan bercadar justru membuka akses dirinya di media sosial, yang mana dapat diakses oleh khalayak luas. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah membongkar bagaimana perempuan-perempuan bercadar memaknai dan membangun klaim bahwa dirinya berhijrah melalui narasi yang dibangunnya di media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana multimodal Gunther Kress dan Theo van Leuween. Data diambil dari tiga akun perempuan bercadar di instagram yaitu @del**** , @wil**** dan @kh****.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan bercadar membangun identitas diri yang cair dan dinamis sebagai agen hijrah di media.  Media memberi alternatif “kebebasan” bagi mereka untuk menghadirkan diri yang saleh, sekaligus menjadikannya sebagai ruang pembebasan hasrat dan kesenangan.  Perempuan bercadar secara komunal membangun masyarakat jejaring di Instagram untuk melakukan perlawanan narasi atas stigma negatif yang selama ini membelenggu di Instagram. Dari fenomena ini menunjukkan bahwa tubuh perempuan adalah agensi yang perlu memperoleh “kebebasan” dengan menyajikan kecantikan dalam bingkai hijrah. Sakralitas melalui proses hijrah juga turut dibumikan untuk menyeimbangkan hidup perempuan bercadar.

The phenomenon of hijrah is also celebrated by women wearing niqab in the narratives they build on social media Instagram. Hijrah becomes a paradox when women who wear the niqab actually open up access to social media, which can be accessed by a wide audience. The aim of this research is to uncover how women who wear the niqab interpret and build claims that they emigrated through the narratives they build on the social media Instagram. This research uses the multimodal discourse analysis method of Gunther Kress and Theo van Leuween. Data was taken from three accounts of niqab women on Instagram, namely @del**** , @wil**** dan @kh****.

The results of this research show that women who wear the niqab develop a fluid and dynamic self-identity as agents of hijra in the media. Media provides alternative "freedom" for them to present a pious self, while making it a space for desire and pleasure. Women wearing niqabs communally build community networks on Instagram to fight narratives against the negative stigma that has been shackling them on Instagram. This phenomenon shows that the female body is an institution that needs to gain "freedom" by presenting beauty in the frame of hijrah. Sacredness through the hijrah process is also grounded to balance the lives of women who wear the niqab.

Kata Kunci : Hijrah, Perempuan Bercadar, Media Sosial

  1. S3-2024-437782-abstract.pdf  
  2. S3-2024-437782-bibliography.pdf  
  3. S3-2024-437782-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2024-437782-title.pdf