Laporkan Masalah

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah di Daerah Istimewa Yogyakarta

ARINA SAFNA SHAFIRA, Dr. Hani Perwitasari, S.P., M.Sc.; Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, S.U.; Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, M.P.

2024 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)

Permintaan bawang merah cenderung merata setiap tahunnya karena menjadi bumbu utama dalam masakan dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan pertambahan konsumsi bawang merah, mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi permintaan bawang merah, dan mengetahui elastisitas permintaan bawang merah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu dan website resmi instansi pemerintah. Sampel responden dipilih menggunakan teknik accidental sampling yaitu konsumen bawang merah yang kebetulan sedang membeli bawang merah baik di pasar tradisional maupun pasar moderen (swalayan), yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang diperoleh dianalisis dengan regresi linear berganda yang telah ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural (ln) untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Pengukuran elastisitas harga, elastisitas harga silang, dan elastisitas pendapatan ditentukan berdasarkan besarnya koefisien regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan negatif terhadap permintaan bawang merah yaitu harga bawang merah, sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan positif yaitu harga bawang bombay, jumlah pendapatan, dan jumlah anggota keluarga. Elastisitas harga bawang merah bersifat elastis dan memiliki nilai negatif. Elastisitas harga bawang bombay bersifat elastis dan merupakan barang substitusi. Elastisitas pendapatan bersifat inelastis dan merupakan barang normal serta barang kebutuhan pokok. 

The demand for shallots tends to be stable each year because they are a main ingredient in cooking and have high nutritional content. This study aims to understand the growth and increase in shallot consumption, to identify the factors affecting shallot demand, and to determine the elasticity of shallot demand in the Special Region of Yogyakarta Province. The data collected includes both primary and secondary data. Primary data collection was conducted through interviews using questionnaires, while secondary data was obtained from previous research and official government websites. The sample respondents were selected using accidental sampling technique, which involves consumers who happen to be buying shallots in traditional markets or modern markets (supermarkets) in the Special Region of Yogyakarta Province. The data obtained was analyzed using multiple linear regression transformed into the natural logarithm (ln) form to determine the effect between the dependent variable and several independent variables. The measurement of price elasticity, cross-price elasticity, and income elasticity was determined based on the magnitude of the regression coefficients. The results of the study indicate that the variable that has a significant negative effect on shallot demand is the price of shallots, while the variables that have a significant positive effect are the price of onions, income level, and the number of family members. The price elasticity of shallots is elastic and has a negative value. The price elasticity of onions is elastic and represents a substitute good. Income elasticity is inelastic, representing a normal good and a basic necessity.

Kata Kunci : Bawang Merah, Permintaan, Elastisitas Permintaan

  1. S1-2024-462403-abstract.pdf  
  2. S1-2024-462403-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-462403-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-462403-title.pdf