Analisis Perhitungan Volume dan Biaya Pengerukan Berdasarkan Data Multibeam Echosounder (Studi Kasus: Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya)
DEA DEINDA PUTRI, Dr. Ir. Bambang Kun Cahyono, S.T., M.Sc., IPU.
2024 | Skripsi | TEKNIK GEODESI
Pelabuhan
menjadi sarana penting bagi kegiatan perekonomian, khususnya ekspor dan impor. Untuk
menunjang kegiatan tersebut, pengelola pelabuhan harus melakukan pemeliharaan pelabuhan
agar aktivitas berlabuhnya kapal pada dermaga dapat lebih aman. Pelabuhan
Tanjung Perak merupakan gerbang utama perdagangan dan transportasi. Sehingga
akan mengalami pendangkalan karena adanya penumpukan sedimentasi di kolam
dermaga. Pendangkalan disebabkan adanya penumpukan sedimentasi berupa
pengendapan lumpur dan bahan lainnya karena proses pergerakan dan perpindahan sedimentasi.
Pendangkalan dapat diatasi dengan pemeliharaan melalui dredging pada kolam dermaga. Pengerukan memiliki peran yang krusial
dalam pemeliharaan pelabuhan. Oleh karena itu, kegiatan ini yaitu melakukan
pembuatan peta kedalaman kolam Pelabuhan Tanjung Perak yang kemudian dilakukan
perhitungan estimasi volume dan biaya yang efisien untuk melakukan kegiatan
pengerukan.
Data kedalaman
pada kegiatan ini menggunakan data multibeam
echosounder yang dilengkapi dengan data pasang surut, data sound velocity profiler, dan data patch test. Pengolahan data kedalaman dilakukan
menggunakan software EIVA Navisuite. Evaluasi ketelitian data
batimetri dihitung dengan membandingkan nilai standar deviasi sampel kedalaman
dengan nilai toleransi Total Vertical
Uncertainty (TVU) dengan tingkat kepercayaan 95%. Perhitungan estimasi
volume pengerukan dilakukan perhitungan estimasi volume dengan dibuat surface referensi sedalam 13 meter. Perhitungan
biaya pengerukan harus dilakukan pemilihan kapal keruk yang sesuai dengan tipe
sedimen di Kolam Pelabuhan Tanjung Perak. Jenis sedimen pada area tersebut berupa
lumpur dan lempung. Didapatkan 2 jenis kapal keruk yang spesifikasinya sesuai
yaitu kapal Trailing Suction Hopper
Dredger (TSHD) dan Grab Dredger
(GD).
Kegiatan ini
menghasilkan peta kontur kedalaman kolam Pelabuhan Tanjung Perak dengan skala
1:2000. Hasil uji kualitas data pada tingkat kepercayaan 95% didapatkan standar
deviasi sebesar 0,087 m, dimana nilai tersebut sudah memenuhi
batas toleransi IHO S-44 tahun 2022 orde khusus yaitu 0,258 m. Total
volume yang harus dilakukan pengerukan adalah sebesar 392.876,677 m3. Biaya
dan waktu pengerukan telah dilakukan analisis menggunakan Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) dengan 8 tugboat dan barge yang membutuhkan waktu pekerjaan selama 1 bulan dan biaya
sebesar Rp22.501.265.074,37,
sedangkan menggunakan Grab Dredger
(GD) dengan 3 tugboat dan barge membutuhkan waktu
pengerjaan selama 2,19 bulan dengan biaya sebesar Rp17.657.722.413,31. Jenis
kapal keruk yang paling efisien untuk pekerjaan ini adalah menggunakan Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD)
dengan 8 tugboat dan barge.
The port is an important facility for economic
activities, especially exports and imports. To support these activities, port
managers must carry out port maintenance so that ship berthing activities at
the dock can be safer. Tanjung Perak Port is the main gate for trade and
transportation. So that it will experience siltation due to the buildup of
sedimentation in the dock pool. Silting is caused by a buildup of sedimentation
in the form of deposition of mud and other materials due to the process of
movement and displacement of sedimentation. Silting can be overcome by
maintenance through dredging in the dock pond. Dredging has a crucial role in
port maintenance. Therefore,
this activity is to make a map of the depth of Tanjung Perak Port and then
calculate the estimated volume and efficient costs for dredging activities.
Depth data in this activity uses multibeam
echosounder data equipped with tidal data, sound velocity profiler data, and
patch test data. Processing of depth data is done using EIVA Navisuite
software. Evaluation of the accuracy of bathymetry data was calculated by
comparing the standard deviation value of the depth sample with the Total
Vertical Uncertainty (TVU) tolerance value with a 95% confidence level.
Calculation of dredging volume estimation was carried out with a reference
surface of 13 meters deep. The
calculation of dredging costs must be carried out by selecting a dredger that
is suitable for the type of sediment in the Tanjung Perak Port. The types of
sediments in the area are mud and clay. Two types of dredgers whose
specifications are suitable are Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) and Grab
Dredger (GD).
This activity
produces a contour map of the depth of the Tanjung Perak Port with a scale of
1:2000. The results of the data quality test at the 95% confidence level
obtained a standard deviation of 0.087 m, where the value has met the IHO S-44
tolerance limit in 2022 special order of 0.258 m. The total volume that must be
dredged is 392,876.677 m3. The cost and time of dredging has been analyzed
using a Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) with 8 tugboats and a barge
which requires 1 month of work and costs Rp22,501,265,074.37, while using a
Grab Dredger (GD) with 3 tugboats and a barge requires 2.19 months of work at a
cost of Rp17,657,722,413.31. The most efficient type of dredger for this work
is using a Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) with 8 tugboats and a barge.
Kata Kunci : multibeam echosounder (MBES), volume pengerukan, biaya pengerukan.