Kemunculan neologisme dalam bahasa gaul merupakan salah satu bukti kekreativitasan masyarakat Indonesia dalam menambah kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul didominasi oleh usia remaja yang masih aktif memproduksi istilah-istilah baru sebagai cara untuk mengekspresikan ide dan pikirannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan wujud dan proses pembentukan neologisme bahasa gaul bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kemunculan neologisme bahasa gaul dan pengaruhnya terhadap perkembangan kosakata bahasa Indonesia. Penelitian ini sebenarnya berada di ranah kajian sosiolinguistik, tetapi tetap melibatkan aspek linguistik deskriptif untuk mengkaji proses pembentukan kata dan makna dari bentuk neologisme. Teori neologisme yang dikemukakan Tonier menjadi acuan penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah ditemukannya empat wujud neologisme dalam bahasa gaul, yaitu neologisme morfologis, neologisme semantis, neologisme morfosemantis, dan neologisme pinjaman. Neologisme morfologis, morfosemantis, dan pinjaman terbentuk melalui beberapa cara pembentukan kata di antaranya, yaitu variasi bentuk tunggal, pembalikan, aferesis, apokope, afiksasi, abreviasi, reduplikasi, dan komposisi. Sementara itu, neologisme makna terbentuk melalui beberapa proses perubahan makna, yaitu perluasan, penyempitan, perubahan total, penghalusan, dan pengasaran makna. Selanjutnya, kemunculan neologisme dalam bahasa gaul juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, adanya tokoh-tokoh terkenal, terjadinya kontak bahasa, ekonomi bahasa, dan adanya fungsi-fungsi bahasa gaul. Kemunculan neologisme juga berperan terhadap perkembangan kosakata bahasa Indonesia, yaitu untuk menambah kosakata bahasa Indonesia, menambah bentuk-bentuk baru, dan memperkaya variasi dari satuan leksikal yang sudah ada.
The emergence of neologisms in slang is proof of the creativity of the Indonesian people in adding to the richness of the Indonesian vocabulary. The use of slang is dominated by teenagers who are still actively producing new terms as a way to express their ideas and thoughts. This research aims to explain the shape and process of the formation of Indonesian slang neologisms. Apart from that, this research also aims to describe the factors causing the emergence of slang neologisms and their effect on the development of Indonesian vocabulary. This research is actually in the realm of sociolinguistic studies but still involves aspects of descriptive linguistics to study the process of word formation and the meaning of neologism forms. The neologism theory by Tonier is the reference for this research using qualitative descriptive methods.
The result of this research is the discovery of four shapes of neologisms in slang, i.e. morphological neologisms, semantic neologisms, morphosemantic neologisms, and borrowed neologisms. Morphological, morphosemantic, and borrowed neologisms are formed through several ways of word formation including variations in singular form, phonetic inversion, apheresis, apocope, affixation, abbreviation, reduplication, and composition. Meanwhile, semantic neologisms are formed through several processes of semantic change, i.e. broadening (semantic generalization), semantic narrowing (specialization), total change, euphemism, and dysphemism. Furthermore, the emergence of neologisms in slang is also influenced by several factors, i.e. the development of science and technology, the presence of famous figures, the occurrence of language contact, the economy of language, and the functions of slang. The emergence of neologisms also plays a role in developing Indonesian vocabulary, i.e. to increase Indonesian vocabulary, add new forms, and enrich the variety of existing lexical units.
Kata Kunci : neologisme, bahasa gaul, bahasa Indonesia