PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS SPASIAL DALAM PEMBENTUKAN ZONA NILAI TANAH (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)
DHEANG SARI SILALAHI, Nurisqi Amalia, S.Pd., M.Sc.
2024 | Tugas Akhir | D4 Manajemen dan Penilaian Properti
Perubahan
penggunaan lahan Kota Medan yang didominasi oleh Kecamatan Medan Tuntungan
memberikan indikasi adanya peningkatan permintaan tanah tahun ke tahun. Hal ini
menyebabkan terjadinya keberagaman harga tanah yang membuat masyarakat tidak
memiliki informasi yang jelas dalam penetapan harga tanah. BPN melihat
permasalahan ini dan menginisiasi sebuah informasi nilai tanah dalam Zona Nilai
Tanah (ZNT), namun dalam praktiknya masih terdapat subjektivitas dalam
pembentukan Zona Nilai Tanah (ZNT). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi nilai tanah, mengetahui
persebaran indikasi nilai tanah berdasarkan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) berbasis spasial, dan mengidentifikasi perbedaan Zona Nilai
Tanah (ZNT) berdasarkan data spasial BAPPEDA Kota Medan dengan hasil dari
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Data yang digunakan dalam
penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder yang digunakan
berupa data spasial yang digunakan untuk analisis spasial dan data primer yang
digunakan adalah data tanah dan pendapat para ahli yang dikumpulkan melalui
kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan kriteria utama yang memberikan pengaruh pada nilai tanah
yaitu aksesibilitas, fasilitas umum, dan penggunaan lahan. Kriteria dengan
prioritas tertinggi ialah aksesibilitas, disusul oleh fasilitas umum, dan penggunaan
lahan sebagai prioritas ketiga. Zona
awal yang terbentuk sejumlah 25 zona dengan Zona Nilai Tanah (ZNT) dengan
metode AHP menghasilkan rentang nilai dari Rp241,302-Rp4,663,919. Terdapat perbedaan antara pemetaan metode AHP berbasis spasial dengan hasil data
spasial BAPPEDA Kota Medan yang disebabkan oleh perbedaan jenis penilaian dan
perbedaan ketelitian skala peta yang digunakan.
Land use change in Medan City, which is dominated by Medan Tuntungan
Sub-district, indicates an increase in demand for land from year to year. This
has led to a diversity of land prices, leaving the community without clear
information on land pricing. BPN saw this problem and initiated a land value
information in Land Value Zone, but in practice there is still subjectivity in
the formation of land value zone. This research aims to identify factors that
influence land value, determine the distribution of indication land value based
on the spatial-based Analytical Hierarchy Process (AHP) method, and identify
differences in the Land Value Zone (ZNT) based on BAPPEDA spatial data of Medan
City with the results of the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The
data used in the research are primary data and secondary data. Secondary data
used are spatial data used for spatial analysis and primary data used are land
data and experts' opinions collected through questionnaires. The results showed
that the main criteria that influence land value are accessibility, public
facilities, and land use. The highest priority criterion is accessibility,
followed by public facilities, and land use as the third priority. The initial
25 zones formed with the Land Value Zone (ZNT) using the AHP method resulted in
a range of values from Rp241,302 to Rp4,663,919. There are differences between the mapping of
the spatial-based AHP method and the results of the spatial data of BAPPEDA
Medan City caused by differences in the type of assessment and differences in
the accuracy of the map scale used.
Kata Kunci : Analytical Hierarchy Process (AHP), Sistem Informasi Geografi (SIG), Zona Nilai Tanah (ZNT), Pemetaan