TINGKAT KERAWANAN LONGSOR DAN ARAHAN MITIGASINYA DI DAERAH TANGKAPAN AIR KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA
Neva Indah Amalia, Dr.Agr.Sc.Ir.Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si.,IPU ASEAN Eng
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Perubahan iklim memberikan ancaman bagi masyarakat dengan meningkatnya bencana hidrometeorologi. Longsor merupakan salah satu bencana hidrometerologi yang sering terjadi selama sepuluh tahun terakhir. Dua Kecamatan di Banjarnegara, yaitu Kecamatan Karangkobar dan Kecamatan Wanayasa merupakan daerah yang sangat rawan terjadi longsor yang secara administrasi masuk wilayah DTA Karangkobar. Kondisi tersebut jika dibiarkan akan memberi dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. Longsor besar pernah terjadi tahun 2014 di Dusun Jemblung yang menghilangkan satu dusun. Selain itu, longsor yang terjadi dapat menyebabkan pendangkalan di Waduk Mrica. Perubahan lahan menjadi pertanian intensif secara besar yang terjadi di DTA Karangkobar dapat semakin memperparah degradasi lahan sehingga diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis tingkat kerawanan longsor agar dapat ditentukan arahan mitigasi bencana di DTA Karangkobar.
Penelitian ini menggunakan metode skoring dan pembobotan formula kerawanan longsor Paimin dan metode deskriptif untuk data primer dan arahan mitigasi. Teknik pengumpulan data meliputi pengumpulan data sekunder parameter fisik (curah hujan, kemiringan, sesar, geologi) dan manajemen (penggunaan lahan, infrastruktur, kepadatan pemukiman), data primer (sampel tanah, kedalaman tanah) dengan metode random sampling, dan studi literatur untuk teknik konservasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa di DTA Karangkobar terdapat dua tingkat kerawanan longsor, yaitu agak rawan dan rawan. Adapun tingkat kerawanan longsor agak rawan mendominasi dengan luas 840,57 ha (80,32%) kemudian diikuti oleh tingkat kerawanan rawan dengan luas 206,02 ha (19,68%). Arahan mitigasi longsor struktural (pembangunan fisik) dilakukan dengan menggunakan metode vegetatif berupa penanaman pohon dan sipil/mekanik dengan evaluasi teras, saluran drainase, dan dinding penahan, sedangkan untuk non-struktural dengan pengenalan gejala alam sebagai early warning system.
Climate change poses a threat to society with an increase in hydrometeorogical disaster. Landslides are one of the hydrometeorological disasters that have occurred frequently over the last ten yers. Two sub-district in Banjarnegara, namely Karangkobar and Wanayasa are very prone to landslide which are administratively included in the Karangkobar catchment area. These condition, if left unchecked, will have an impact on the community and the environtment. A large occurred in 2014 in Jemblung Hamlet which eliminated one hamlet. In addition, landslide that occur can cause siltation in the Mrica Reservoir. Large-scale land conversion to intensive agriculture in Karangkobar catchment can further exacerbate land degradation, so research is needed to analyze the level of landslide vulnerability in order to determine the direction of disaster mitigation in Karangkobar catchment.
This study used Paimin landslide vulnerability formula scoring and weighting method and description method for primary data (soil sample) and mitigation direction. Data collection technique include secondary data collection of physical paramaters (rainfall, slope, fault, geology) and management (land use, infrastructure, settlement density), primary data (soil sample, soil depth) with random sampling, and literature study conservation tehcnique.
The result of the analysis show that there are two levels of landslide vulnerability in Karangkobar catchment area, namely rather prone dan prone. The landslide prone level dominates with an area of 840.57 ha (80.32%) followed by the vulnerable level with an area 206.02 ha (19.68%) Struktural landslide mitigation (physical development) is carried out using vegetative methods in the form of tree planting and civil/mechanical methods by evaluating terraces, drainage channels, and retaining walls, while for non-structural, introduction to natural phenomena for early warning system.
Kata Kunci : Longsor, Kerawanan Longsor, Skoring dan Pembobotan, Mitigasi