Laporkan Masalah

Identifikasi Ekosistem Belajar dalam Sekolah Berbasis Masyarakat di Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta

Elisabeth Jatu Pramastuti, Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D., Psikolog

2024 | Skripsi | PSIKOLOGI

Manusia memiliki kodrat untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sanggar Anak Alam (SALAM) sebagai sekolah berbasis masyarakat telah menerapkan sistem sekolah yang memerdekakan bagi anak dan juga melibatkan peran komunitas/masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk mengetahui dinamika ekosistem belajar dalam sekolah berbasis masyarakat di SALAM Yogyakarta. Partisipan terdiri dari elemen ekosistem belajar yaitu siswa, fasilitator, orang tua, dan masyarakat yang berperan dalam proses pembelajaran di SALAM. Penelitian dilakukan dengan teknik photovoice yang kemudian data partisipan didiskusikan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Hasil diskusi ini dianalisis menggunakan analisis tematik yang menghasilkan eksplorasi dinamika yang pertama dalam konteks sekolah alternatif dengan tema (1) motivasi kebutuhan pendidikan alternatif, (2) sekolah yang menghargai kebebasan anak, (3) berbasis relawan, (4) pandangan masyarakat luar. Kedua, eksplorasi dinamika dalam konteks sekolah komunal dengan tema (1) semua ikut terlibat, (2) memproses perbedaan, (3) belajar dari peristiwa, dan (4) timbal balik masyarakat Nitiprayan.

Human has a nature to adapt with its surroundings. Sanggar Anak Alam (SALAM) as a community-based school that has implemented the spirit to liberate for children and actively participated by the community. Qualitative approach and case studies were conducted to have data about dynamics of SALAM as community-based education. Participants are students, facilitators, parents, and Nitiprayan residents. Photovoice is chosen as the technic to capture the data and then it was discussed by using Focus Group Discussion (FGD) and interview. Thematic analysis reveals two key dynamics, the first within context of the alternative school: 1) motivation for alternative education needs, (2) a school that values children’s freedom, (3) a volunteer-based approach, and (4) external community perspectives. Second, the study explores dynamics within the communal school context, emphasizing (1) inclusive participation, (2) processing differences, (3) learning from events, and (4) reciprocal interactions with the Nitiprayan community.

Kata Kunci : Pendidikan berbasis masyarakat, ekosistem belajar, interaksi, studi kasus, photovoice.

  1. S1-2024-440120-abstract.pdf  
  2. S1-2024-440120-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-440120-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-440120-title.pdf