Laporkan Masalah

Reproduksi Kekerasan oleh Perempuan dalam Film Baise-Moi

Sheila Alfauziah Putri, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA.

2024 | Skripsi | SASTRA PERANCIS

Bias gender selalu menempatkan perempuan sebagai pihak yang lemah. Ketidakadilan dan penghinaan yang dirasakan perempuan menuntun kepada kekerasan dan diskriminasi gender. Seiring berjalannya waktu dengan datangnya gelombang feminis kedua, perempuan memiliki wadah untuk menampung suara mereka, namun kesetaraan yang diperjuangkan juga mendorong pada tindakan kekerasan dan kriminalitas yang dilakukan oleh perempuan. Film Baise-Moi yang tayang pada tahun 2000 berusaha menampilkan dua perempuan yang termarginalisasi dan mengalami kekerasan dalam hidupnya. Virginie Despentes selaku penulis dan sutradara menarasikan kedua tokoh utama perempuan sebagai penyintas sekaligus pelaku kekerasan dengan menampilkan proses reproduksi kekerasan dalam film. Rasa ketidakadilan yang dimiliki mendorong keinginan untuk mengontrol keadaan dan memunculkan fantasi balas dendam yang menyimpang. Penelitian ini akan menjabarkan latar belakang dari reproduksi kekerasan yang dilakukan oleh kedua tokoh perempuan dalam narasi sutradara dan juga visualisasi reproduksi kekerasan yang mencakup perampokan, pembunuhan, dan pemerkosaan. Penulis akan menggunakan perspektif dari teori kontrol dan kekuasaan sebagai pedoman utama yang didukung oleh teori emansipasi yang memvalidasi aksi kekerasan oleh kedua tokoh perempuan. Selain itu, dalam menganalisis data, penulis berusaha menyempurnakan penelitian ini dengan pendekatan psikologis terkait Rape Trauma Syndrome untuk menunjukkan pembalikan kedudukan dari korban menjadi pelaku.

Gender bias always places women on the weak side. The injustice and humiliation felt by women leads to violence and gender discrimination. With the arrival of the second feminist wave, women had a platform to accommodate their voices over time, but the equality that has been fought for led to acts of violence and criminal actions committed by women. Baise-Moi (2000) attempted to show two women who were marginalised and experienced violence in their lives. Virginie Despentes as the writer and director of this movie narrates the two main female characters as survivors and perpetrators of violence by showing the process of reproduction of violence. Their sense of injustice fuelled the desire to control the situation they were in and gave rise to deviant revenge fantasies. This research will try to portray the background of the reproduction of violence committed by the two female characters in the director's narrative as well as the visualization of the reproduction of violence which includes robbery, murder, and rape. The author will use perspectives from theory of control and power as the main guideline supported by emancipation theory that validates the acts of violence by the two female characters. In addition, in analysing the data, the author seeks to enhance this research with a psychological approach related to Rape Trauma Syndrome to show the reversal of position from victim to perpetrator.

Kata Kunci : Reproduksi Kekerasan, Kontrol dan Kekuasaan, Fantasi Balas Dendam

  1. S1-2024-428503-abstract.pdf  
  2. S1-2024-428503-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-428503-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-428503-title.pdf