Sejarah Taman Indriya, Taman Siswa (1921-1941)
DINDA NABILA, Dr. Mutiah Amini, M.Hum
2024 | Skripsi | ILMU SEJARAH
Penelitian ini fokus membahas
perjalanan Taman Indriya sebagai sekolah anak-anak usia dini milik Taman Siswa dari
tahun 1921 hingga 1941. Fokus tersebut ditujukan untuk menjawab beberapa
pertanyaan, yaitu bagaimana Taman Indriya menjadi sekolah rujukan, apa saja
aspek yang dibangun, apa saja tantangan yang dihadapi, serta bagaimana strategi
Taman Indriya tetap kokoh dan mampu menghadapi tantangan tersebut? Pertanyaan
tersebut dapat dijawab dengan menggunakan sumber-sumber primer dan sekunder.
Sumber primer didapatkan dari arsip, foto, laporan, karya-karya tulisan
sezaman, sedangkan sumber sekunder dari buku, jurnal, skripsi, tesis,
disertasi, dan wawancara.
Taman Indriya telah
digagas sejak dekade kedua abad ke-20, tidak hanya oleh Ki Hadjar Dewantara
tetapi juga istrinya Nyi Soetartinah dan beberapa tokoh penggerak pendidikan
saat itu. Ide konsep pengajaran kepada anak-anak usia dini tersebut kemudian
dikemas dalam Perguruan Taman Siswa yang menjadi ruang pendidikan nasional.
Pada dasarnya sudah terdapat beberapa pendidikan bagi anak-anak di Hindia Belanda
sebelum Taman Siswa, baik milik pemerintah kolonial maupun pribumi. Namun,
keduanya belum menjawab kebutuhan anak-anak pribumi. Keberadaan Taman Indriya
terbukti mampu memajukan pendidikan anak-anak saat itu, walaupun harus
berhadapan dengan berbagai tantangan. Dinamika itu dilalui Taman Indriya dengan
senantiasa gigih menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak pribumi dan
penguatan berbagai aspek.
This research focuses on discussing
Taman Indriya's journey as an early childhood school belonging to Taman Siswa
from 1921 to 1941. The focus is aimed at answering several questions, namely
how Taman Indriya became a reference school, what aspects were built, what challenges
faced, and how did Taman Indriya's strategy remain strong and able to face
these challenges? These questions can be answered using primary and secondary
sources. Primary sources are obtained from archives, photos, reports,
contemporary written works, while secondary sources are from books, journals,
theses, theses, dissertations and interviews.
Taman Indriya
was initiated in the second decade of the 20th century, not only by Ki Hadjar
Dewantara but also his wife Nyi Soetartinah and several educational figures at
that time. The idea of ??the concept of teaching young children was then
packaged in the Taman Siswa College which became a national education space. There
was already some education for children in the Dutch East Indies before Taman
Siswa, both owned by the colonial and indigenous governments. However, both
have not addressed the needs of indigenous children. The existence of Taman
Indriya was proven to be able to advance children's education at that time,
even though they had to face various challenges. Taman Indriya goes through
this dynamic by always persistently providing education for indigenous children
and strengthening various aspects.
Kata Kunci : Taman Indriya, Taman Siswa, Pendidikan Anak Masa Kolonial