Rebranding Kawasan Wisata Pantai Samas Kabupaten Bantul dengan Konsep Edutourism
AJENG MENTARI SOESTIKA, Dr. Eng. Ir. Muhammad Sani Roychansyah, S.T., M.Eng
2024 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Pantai Samas merupakan satu dari lima belas pantai yang ditetapkan sebagai objek pariwisata pantai di Kabupaten Bantul. Kawasan ini merupakan kawasan wisata pertama dan destinasi paling terkenal tahun 1970-an. Pantai Samas juga berbatasan langsung dengan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang menjadikannya salah satu sasaran untuk berwisata. Kawasan ini memiliki wisata laguna, penangkaran penyu, dan potensi perikanan. Namun, potensi dan pengembangan infrastruktur tersebut tidak diiringi dengan kemampuan kawasan. Pantai Samas terancam keberadaannya dengan banyaknya destinasi baru di Kabupaten Bantul akibat dari kondisi fisik dan non fisik kawasan. Kawasan tidak terawat dan terkesan kumuh, sarana prasarana minim, dan bangunan-bangunan berada di kawasan rawan. Selain itu, jenama buruk yang dibawa oleh Pantai Samas menjadikan pantai ini minim wisatawan. Oleh karena itu, rebranding Pantai Samas melalui konsep edutourism diharapkan dapat mewujudkan kawasan yang memanfaatkan potensi dan mengatasi masalah kawasan. Konsep ini dipilih karena fokus utama dari pengembangan Pantai Samas adalah konservasi penyu. Beberapa metode digunakan seperti gap analysis dan SCAMPER. Alternatif dipilih menggunakan analytic hiearchical process (AHP). Sedangkan metode cost-benefit analysis digunakan untuk melihat kelayakan program kawasan ini. Rencana terpilih dikembangkan menjadi rencana masterplan secara detail yang terdiri dari rencana zonasi, tata bangunan, sirkulasi dan parkir, jalur pejalan kaki, sistem informasi dan penanda, ruang terbuka dan vegetasi, prasarana dan utilitas, tata kelola dan kelembagaan, dan aktivitas pendukung.
Samas Beach
is one of fifteen beaches designated as coastal tourist attractions in Bantul
Regency. This area was the first tourist area and the most famous destination
in the 1970s. Samas Beach is also directly adjacent to the South Coast Road
(JJLS), making it a prime spot for tourism. The area features lagoon tourism,
turtle conservation, and fisheries potential. However, the potential and
infrastructure development are not accompanied by the area's capacity and
capability. Samas Beach is threatened by the emergence of many new destinations
in Bantul Regency due to the area's physical and non-physical conditions. The
area is neglected and appears slum-like, with minimal facilities and buildings
located in vulnerable areas. Additionally, the negative reputation associated
with Samas Beach results in a lack of tourists. Therefore, rebranding Samas
Beach through the edutourism concept is expected to utilize its potential and
address the area's issues. This concept was chosen because the main focus of
Samas Beach development is turtle conservation. Several methods are used, such
as gap analysis and SCAMPER. Alternatives are selected using the Analytic
Hierarchical Process (AHP). Meanwhile, the Cost-Benefit Analysis method is used
to assess the feasibility of this area’s program. The selected plan is
developed into a detailed master plan, consisting of zoning plans, building
layouts, circulation and parking, pedestrian pathways, information and signage
systems, open spaces and vegetation, infrastructure and utilities, management
and institutional arrangements, and supporting activities.
Kata Kunci : Rebranding, Pantai Samas, Pariwisata, Wisata Edukasi, Wisata Pantai