Pemodelan 3D Tebing Breksi dengan Metode Fotogrametri Algoritma Structure from Motion Menggunakan UAV Quadcopter
M. SALEH ARASYID, Hidayat Panuntun, S.T., M.Eng., D.Sc. ; Hanif Ilmawan, S.T., M.Eng.
2024 | Tugas Akhir | D4 TEKNOLOGI SURVEI DAN PEMETAAN DASAR
Di Desa
Sambirejo, Prambanan, Kab. Sleman, Yogyakarta terdapat objek wisata Tebing
Breksi yang pernah mendapat peringkat pertama Anugerah Pesona Indonesia
Kategori Objek Wisata Baru Terpopuler dari Kementerian Pariwisata 2017. Objek
wisata ini perlu dilestarikan untuk menjaga keindahan ukiran yang ada. Tebing
Breksi terbuat dari batu kapur dan abu vulkanik akibat letusan gunung api purba
ribuan tahun lalu. Objek wisata ini tidak hanya menarik dari sisi histori saja,
segi keindahan dan keunikan tebing yang terbentuk juga menjadi daya tarik bagi
wisatawan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemodelan 3D sebagai arsip digital
untuk memudahkan perencanaan pengembangan kawasan dalam kegiatan pelestarian
Tebing Breksi di kemudian hari.
Pembuatan model
3D Tebing Breksi ini berfokus pada tebing yang ada, dengan mempertahankan
ukiran serta relief yang terbentuk akibat kegiatan pertambangan yang dilakukan
masyarakat sejak tahun 1980. Pengambilan data foto udara dilakukan menggunakan
UAV Quadcopter dengan tinggi terbang 24 m overlap 70%, dan sidelap
30%. Pembentukan model 3D objek Tebing Breksi menggunakan algoritma Structure
from Motion (SfM) pada software Agisoft Metashape. Model 3D Tebing
Breksi menggunakan 7 titik GCP untuk proses georeferencing dan 3 titik
ICP yang digunakan untuk menentukan nilai ketelitian geometri. Metode
pengambilan koordinat menggunakan pengamatan GNSS Moda Radial dengan metode
Rapid Statik. Pengambilan data koordinat dari base dan rover
dilakukan secara simultan. Waktu pengamatan setiap titik selama 30 menit dengan
interval pengamatan 1 detik.
Sebanyak 1.522
foto udara yang diperoleh telah diolah menjadi model 3D. Hasil uji akurasi
geometri model menunjukkan nilai ketelitian horizontal (CE90) sebesar 0,578 m
dan nilai ketelitian vertikal (LE90) yaitu 0,737 m. Berdasarkan Peraturan
Kepala Badan Informasi Geospasial No.18 Tahun 2021 pada kategori foto udara
menggunakan kamera non metrik, hasil perhitungan CE90 dan LE90 masuk dalam
kelas 2 skala 1:5000. Hal tersebut menunjukkan bahwa sedikitnya 90% kesalahan
atau pergeseran posisi objek pada model tersebut tidak lebih dari 1 (satu)
meter untuk posisi horizontal dan tidak lebih dari 0,75 meter untuk posisi
vertikal. Berdasarkan nilai ketelitian geometri yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa ukuran objek minimum yang bisa terdeteksi oleh model sebesar
0,75 m sampai 1 (satu) m. Total luas area Tebing Breksi yang dimodelkan secara
keseluruhan sebesar 10.564,3 m2 dengan total volume batuan kapur
sebesar 135.772,7 m3.
In
Sambirejo Village, Prambanan, Sleman Regency, Yogyakarta, there is a tourist
attraction Breksi Cliff which once received the first place in the Indonesian
Charm Award in the Most Popular New Tourist Object Category from the Ministry
of Tourism 2017. This tourist attraction needs to be preserved to maintain the
beauty of the existing carvings. Breksi Cliff is made of limestone and volcanic
ash from an ancient volcanic eruption thousands of years ago. This tourist
attraction is not only interesting in terms of history, the beauty and
uniqueness of the cliffs formed are also an attraction for tourists. Therefore,
it is necessary to carry out 3D modeling as a digital archive to facilitate
planning for the development of the area in the preservation activities of the
Breksi Cliff in the future.
The
creation of the 3D model of Breksi Cliff focuses on the existing cliffs, by
maintaining the carvings and reliefs formed by mining activities carried out by
the community since 1980. Aerial photo data collection was carried out using a
Quadcopter UAV with a flight height of 24 m overlap of 70%, and sidelap of 30%.
The formation of a 3D model of the Breksi Cliff object uses the Structure From
Motion (SfM) algorithm in the Agisoft Metashape software. The 3D model of the
Breksi Cliff uses 7 GCP points for the georeferencing process and 3 ICP points
used to determine the geometric accuracy value. The coordinate retrieval method
uses GNSS Radial Mode observation with the Rapid Static method. Coordinate data
collection from the base and rover was carried out simultaneously. The
observation time of each point is 30 minutes with an observation interval of 1
second.
A total of 1,522 aerial photos obtained have been
processed into 3D models. The results of the model geometry accuracy test
showed a horizontal accuracy value (CE90) of 0.578 m and a vertical accuracy
value (LE90) of 0.737 m. Based on the Regulation of the Head of the Geospatial
Information Agency No.18 of 2021 in the category of aerial photographs using
non-metric cameras, the results of the calculation of CE90 and LE90 are
included in class 2 on a scale of 1:5000. This shows that at least 90% of the error
or shift in the position of the object in the model is no more than 1 (one)
meter for the horizontal position and no more than 0.75 meters for the vertical
position. Based on the geometric accuracy values obtained, it can be concluded
that the minimum object size that can be detected by the model is 0.75 m to 1
(one) m. The total area of the Breksi Cliff modeled as a whole is 10,564.3 m2
with a total limestone volume of 135,772.7 m3.
Kata Kunci : Agisoft Metashape, Structure From Motion, Quadcopter, Arsip Digital, Model 3D.