Laporkan Masalah

Penggunaan Doktrin Dilusi Merek sebagai Syarat Penolakan atau Pembatalan Pendaftaran Merek untuk Barang dan/atau Jasa Tidak Sejenis di Indonesia

ARIQAH SALSABILLA, Dina W. Kariodimedjo, S.H., LL.M. Ph.D

2024 | Skripsi | ILMU HUKUM

Penulisan hukum ini bertujuan untuk pertama mengkaji konsep doktrin dilusi merek sebagai syarat penolakan atau pembatalan pendaftaran merek untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis. Kedua, penelitian ini akan menganalisis kemungkinan penerapannya pada kasus merek dengan barang dan/atau jasa tidak sejenis di Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis normatif yang meliputi peraturan perundang-undangan dan bahan hukum sekunder seperti skripsi dan jurnal. Penelitian ini disebut juga penelitian hukum doktrinal karena menggunakan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, ataupun doktrin-doktrin hukum untuk menjawab permasalahan hukum yang dihadapi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis-normatif yang kemudian dianalisis dengan pendekatan komparatif.

Penelitian ini terdapat dua rumusan masalah. Pertama, bagaimana konsep doktrin dilusi merek sebagai syarat penolakan atau pembatalan pendaftaran merek untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis? Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat dua jenis dilusi merek, yaitu dilusi oleh pengaburan (blurring) dan dilusi oleh perusakan (tarnishment) serta faktor-faktor untuk menentukan masing-masing jenis dilusi merek tersebut. Kedua, bagaimana jika doktrin dilusi merek diterapkan dalam beberapa kasus penolakan atau pembatalan merek untuk barang dan/atau jasa yang tidak sejenis di Indonesia? Doktrin dilusi merek dapat diterapkan dalam penyelesaian kasus INTER IKEA SYSTEMS B. V. melawan PT Angsa Daya, Starbucks Corporation melawan PT Sumatra Tobacco Trading Company, dan Motoreen Werke Aktingesellschafft (BMW) melawan Body Man Wear (BMW) sebagai contoh sehingga didapatkan rekomendasi penyempurnaan UU MIG dan Permenkumham 67/2016.

This legal writing aims to first examine the concept of trademark dilution doctrine as a condition for refusal or cancellation of trademark registration for goods and/or services that are not similar. Second, this research will analyze the possibility of its application in the case of trademarks with goods and/or services are not similar in Indonesia.

The method used in this writing is normative juridical which includes legislation and secondary legal materials such as theses and journals. This research is also called doctrinal legal research because it uses legal rules, legal principles, or legal doctrines to answer the legal problems at hand. The data used in this research is juridical-normative legal research which is then analyzed with a comparative approach.

This research has two problem formulations. First, how is the concept of trademark dilution doctrine as a condition for refusal or cancellation of trademark registration for non-similar goods and/or services? Based on the research results, it is found that there are two types of trademark dilution, namely dilution by blurring and dilution by tarnishment as well as factors to determine each type of trademark dilution. Second, what if the doctrine of trademark dilution is applied in some cases of refusal or cancellation of trademarks for goods and/or services that are not similar in Indonesia? The doctrine of trademark dilution can be applied in the settlement of the case of INTER IKEA SYSTEMS B. V. against PT Angsa Daya, Starbucks Corporation against PT Sumatra Tobacco Trading Company, and Bayerische Motoreen Werke Aktingesellschafft (BMW) melawan Body Man Wear (BMW) as examples so as to obtain recommendations for improving the MIG Law and Permenkumham 67/2016.

Kata Kunci : Dilusi Merek, Barang dan/atau Jasa Tidak Sejenis, Syarat Penolakan atau Pembatalan Pendaftaran.

  1. S1-2024-461523-abstract.pdf  
  2. S1-2024-461523-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-461523-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-461523-title.pdf