Strategies and Quality of Promises by Authority Figures in Netflix's Unbelievable
EMILY TRISNANDI, Dra. Rio Rini Diah Moehkardi, M.A.
2024 | Skripsi | SASTRA INGGRIS
Penelitian ini mengkaji strategi yang digunakan oleh figur yang berwenang dalam membuat janji kepada figur tanpa wewenang dalam kedepalan episode serial Netflix Unbelievable dan menganalisis apakah janji yang terpenuhi dan tidak terpenuhi dalam serial tersebut berdampak positif pada pendengarnya. Janji diklasifikasikan berdasarkan strategi kelangsungan. Strategi berjanji langsung diidentifikasi menggunakan IFID dari tindak tutur berjanji, yaitu kata kerja performatif promise, sementara strategi berjanji tidak langsung dikategorikan ke dalam 10 jenis strategi seperti yang dikemukakan oleh Ariff dan Mugableh (2013). Penelitian ini menemukan bahwa figur yang berwenang dalam serial ini hanya menggunakan strategi berjanji tidak langsung, yang menunjukkan bahwa mereka membuat janji secara profesional namun santai tanpa menggunakan kata kerja performatif promise. Hal ini menunjukkan bahwa figur yang berwenang memiliki berbagai cara untuk mengungkapkan janji dan memiliki ruang untuk berkreasi dalam mengembangkannya. Strategi berjanji tidak langsung yang paling sering digunakan oleh tokoh otoritas adalah strategi pure promise (48,6%). Figur yang berwenang dalam serial ini cenderung memenuhi janji mereka, dan sebagian besar janji yang dipenuhi diucapkan dengan menggunakan strategi pure promise karena sifat strategi tersebut yang tulus. Janji yang terpenuhi ternyata berdampak lebih positif pada figur tanpa wewenang karena mereka merasa puas jika figur yang berwenang dapat memenuhi harapan dan tuntutan mereka. Namun, janji yang tidak terpenuhi masih dapat bermanfaat selama figur tanpa wewenang mengakui ketulusan janji tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa apakah sebuah janji dapat memberikan manfaat bagi figur tanpa wewenang berkaitan dengan pemenuhan dan ketulusan dari janji tersebut. Sementara itu, ketulusan sebuah janji sangat bergantung pada konteksnya.
This research examines authority figures’ strategies to make promises to non-authority figures in all eight episodes of the Netflix series Unbelievable and analyses whether their fulfilled and unfulfilled promises found in the series positively affect the hearer. It classifies promises based on directness strategies. Direct promises are identified using IFID of the speech act of promising, that is, the performative verb promise, while indirect promises are categorised into 10 types of strategies as proposed by Ariff and Mugableh (2013). The research found that authority figures in the series only used an indirect promising strategy, which shows they made promises professionally yet casually without using the performative verb promise. This shows that authority figures have various ways of expressing promises and have room for creativity in developing them. The most frequently used indirect promising strategy by authority figures is the pure promise strategy (48.6%). Authority figures in the series are more likely to fulfil their promise, and most of the fulfilled promises were uttered using the pure promise strategy because of the sincere nature of the strategy. Fulfilled promises are found to affect non-authority figures more positively since they are satisfied if authority figures can fulfil their hopes and demands. However, unfulfilled promises can still benefit them as long as non-authority figures recognise their sincerity. This shows that whether a promise benefits non-authority figures is related to the fulfilment and sincerity of that promise. Meanwhile, the sincerity of a promise greatly depends on the context.
Kata Kunci : janji, figur yang berwenang, strategi, pemenuhan, ketulusan/promise, authority figures, strategy, fulfilment, sincerity