Laporkan Masalah

Mayalibit Cultural Center dengan Pendekatan Arsitektur Regionalisme pada Kampung Warsambin, Raja Ampat, Papua Barat

HANNA MAKARIMA SALWA, Dr.Eng. Ir. Ahmad Sarwadi., M.Eng., IPM.

2024 | Skripsi | ARSITEKTUR

Kepulauan Raja Ampat yang dikenal sebagai pariwisata maritim ternyata menyimpan banyak keanekaragaman seni dan budaya yang mengakar kuat pada masyarakat adatnya. Suku maya sebagai suku asli daratan Raja Ampat memiliki peran yang krusial dalam melestarikan kebudayaan dan kesenian tradisional dari leluhurnya. Perancangan pada Cultural Center pada Kampung Warsambin didasari oleh ketiadaan ruang sebagai fasilitas dan aktivitas kegiatan berbudaya. Padahal, adanya Cultural Center juga mempertemukan masyarakat adat dengan pihak-pihak luar sehingga terjadi perkenalan dan persebaran budaya Raja Ampat dalam meningkatkan eksposur seni dan budaya. Lebih jauh lagi, adanya Cultural Center juga membuka banyak peluang bagi masyarakat adat untuk mandiri, berdaya, dan memiliki pendapatan ekonomi lokal. Arsitektur menanggapi potensi dan masalah ini melalui pendekatan arsitektur regionalisme sebagai salah satu usaha dalam menghadirkan dan melestarikan arsitektur tradisional sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tersebut. Solusi diimplementasikan dalam konsep-konsep perancangan yang merupakan jawaban dari kebutuhan fasilitas kebudayaan khususnya bagi masyarakat adat di Raja Ampat.

Cultural diversity which has been lies under ”Marine Tourism” Raja Ampat is locally rooted and preserved by the indigenous. Maya Tribe as the origin of Raja Ampat has a significant role to continously run the traditional practice such as its cultures and traditions. This Cultural Center is planned to provide a space for art and culture activities run by indigenous in Warsambin Traditional Village. As the highlight, this Cultural center aims to create an intense cultural introduction and exposure which unite the indigenous and outsider. Moreover, local independency, empowerment, and higher intake of local economy also being the goals as the form of this Cultural Center. Local problems and potencies is contextually responded by the regionalism architecture method as an effort to preserve the vernacular architecture of Raja Ampat in Warsambin Traditional Village. Solutions are implemented in design concept which are answers to the needs of cultural art facilities, especially in Raja Ampat.

Kata Kunci : Cultural Center, Regionalisme, Kebudayaan, Raja Ampat

  1. S1-2024-463177-abstract.pdf  
  2. S1-2024-463177-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-463177-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-463177-title.pdf