STRATEGI DHALANG MUHAMMAD DALAM ARENA WAYANG SASAK
Lalu Habiburrahman, Prof. Dr. Faruk, S.U; Dr.Wisma Nugraha Christianto R., M.Hum.
2024 | Disertasi | S3 Ilmu-ilmu Humaniora
Penelitian ini berjudul Strategi Dhalang Muhammad dalam Arena Wayang Sasak. Latar belakang penelitian ini adalah adanya kondisi produksi wayang sasak yang menurun (redup). Penelitian ini dilakukan di Lombok Nusa Tenggara Barat yang dikenal juga dengan Pulau Seribu Masjid. Penelitian ini merupakan kajian sosiologi sastra dengan pendekatan Bourdieusian. Konsep perantara pada teori arena Bourdieu dielaborasi dengan konsep trans individu yang dikembangkan oleh Faruk. Pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan formal dan internal yang dielaborasi dengan tradisi nyantrik pada dhalang kemudian dipadukan dengan pembacaan eksternal. Analisis data dilakukan dengan model psiko-sosiologi genetik Bourdieusian memanfaatkan software video editor. Analisis arena menemukan bahwa arena seni sasak adalah arena seni sosial. Selanjutnya, strategi pembeda Dhalang Muhammad dari dhalang yang lain untuk bertahan adalah dengan strategi kolektif meliputi pengumpulan modal dan distribusinya. Pengumpulan modal Dhalang Muhammad terdiri dari modal skala terbatas dan skala besar. Pengumpulan modal skala terbatas dilakukan melibatkan pujangga (ahli kitab Serat Menak/lontar). Pengumpulan modal skala besar dilakukan dengan menjadi anggota kelompok wayang. Strategi distribusi modal Dhalang Muhammad dalam struktur arena dilakukan dengan strategi kolektif. Strategi tersebut melibatkan agen-agen yang meliputi musisi, penanggap, orang tua penanggap (tetua), keluarga penanggap dan penonton dalam persiapan hingga penggarapan lakon. Distribusi modal penggarapan lakon dilakukan dengan membagi lakon menjadi lakon utama dan lakon rencek (karangan dhalang). Lakon utama menyampaikan kisah-kisah Amir Hamzah menggunakan bahasa pewayangan. Lakon rencek mengambil bagian dari lakon utama dan menghubungkannya dengan pesanan penanggap terkait persoalan-persoalan sosial. Rencek memuat dakwah disampaikan dengan strategi goloh (humor) dan goloh serte gati (humor yang bernilai). Pemeriksaan strategi-strategi ini pada habitus menemukan bahwa Amir Hamzah terhubung dengan orang-orang Sasak Pamatan yang menurunkan leluhur orang-orang Pujut-Jonggat. Dari leluhur Pujut-Jonggat menurunkan orang-orang Bonjeruk termasuk dhalang-dhalang hingga Dhalang Muhammad. Analisis kekuasaan menemukan efek dominasi kolonial dalam arena kekuasaan Sasak dan arena wayang sasak.
The title of this research is Dhalang Muhammad's strategy in the Sasak Puppet Field. This research is based on the declining (redup) condition of sasak wayang production. The research location was carried out in Lombok, West Nusa Tenggara, which is also known as the Island of a Thousand Mosques. This research is literary sociology research with a Bourdieusian approach. The concept of intermediary in Bourdieu's field theory is elaborated with the concept of individual trans, developed by Faruk. Data collection is carried out by formal and internal readings, which are carried out in the tradition of nyantrik on dhalang and than combined with external readings. . Data analysis was carried out using the Bourdieusian genetic psycho-sociology model using video editor software. Field analysis found that the Sasak art field is a social art field. Furthermore, the strategy to differentiate Dhalang Muhammad from other dhalang to survive is a collective strategy including capital collection and distribution. Dhalang Muhammad's capital collection consists of limited and large scale capital. Limited-scale capital collection is carried out involving pujangga (member translator the book of Serat Menak/lontar manuscript). Large-scale capital collection is carried out by becoming a member of a wayang group. Dhalang Muhammad's capital distribution strategy in the field structure is carried out using a collective strategy. This strategy involves agents including musicians, responders, responder parents (elders), responder families and audiences in the preparation and production of the play. The distribution of capital for producing a play is carried out by dividing the play into main play and second play rencek(a work telling the story of a dhalang). The main play tells Amir Hamzah's stories using wayang language. Play rencek take parts of the main play and relate them to response orders related to social problems. Rencek Contains da'wah delivered with strategy goloh (humor) and golah and gati (valuable humor). Examination of strategies in habitus found that Amir Hamzah's stories were connected to the Sasak Pamatan people who descended from the ancestors of the Pujut-Jonggat people. Pujut-Jonggat's ancestors were the ancestors of the Bonjeruk people, including the dhalang-dhalang to Dhalang Muhammad. Power analysis finds the effects of colonial domination in the Sasak power field and the Sasak wayang field.
Kata Kunci : sastra, seni ajaran, sosiologi, etnografi, wayang sasak