Optimasi Ekstraksi Beta-kariofilen dari Minyak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum)
DILA HARGELIANA KARITRA, Prof. Dr.rer.nat. apt. Triana Hertiani, S.Si., M. Si. ; Teguh Wijaya Hakim, S. Si.
2024 | Skripsi | FARMASI
Beta-kariofilen
adalah suatu seskuiterpen yang memiliki dua gugus siklik (bisiklik). Senyawa
ini merupakan senyawa terbanyak kedua setelah eugenol yang terkandung di dalam
minyak daun cengkeh dan menjadi pengotor bagi minyak daun cengkeh. Beta-kariofilen
berpotensi untuk menjadi bahan baku farmasi karena memiliki aktivitas sebagai
antikanker, antimikroba, dan antiinflamasi serta dapat digunakan untuk
meredakan kecemasan, mencegah osteoporosis, dan mengurangi kejang. Oleh karena
itu, senyawa beta-kariofilen harus dipisahkan dengan eugenol dari minyak daun
cengkeh agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh faktor terhadap kondisi optimum dan efisiensi proses
ekstraksi beta-kariofilen dari minyak daun cengkeh untuk mendapatkan kadar
tertinggi.
Proses
ekstraksi dilakukan dengan metode cair-cair menggunakan NaOH dan optimasi
menggunakan One-factor-at-a-time. Pada penelitian ini digunakan empat
variabel bebas, yaitu konsentrasi NaOH, waktu pengadukan, suhu pengadukan, dan
perbandingan mol eugenol dengan NaOH. Beta-kariofilen yang didapatkan
dianalisis menggunakan kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala
(GC-FID). Kadar beta-kariofilen yang didapatkan kemudian dilakukan analisis
statistik menggunakan SPSS 26.0.0 untuk mengetahui variabel yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap kadar beta-kariofilen.
Kondisi optimum ekstraksi beta-kariofilen dipengaruhi oleh variabel konsentrasi NaOH, waktu pengadukan, suhu pengadukan, dan perbandingan mol eugenol dengan NaOH. Kondisi untuk mendapatkan kadar beta-kariofilen yang optimum, yaitu konsentrasi NaOH 0,75 N, suhu pengadukan 30o C, waktu pengadukan 15 menit, dan perbandingan mol eugenol dengan NaOH 4:5. Lebih lanjut, metode ekstraksi cair-cair untuk mengekstraksi beta-kariofilen dapat meningkatkan nilai ekonomi minyak daun cengkeh.
Beta-caryophyllene is a sesquiterpene
that have two cyclic (bicyclic) group. This compound is the second largest
compound in the clove leaf oil and become the impurite in clove leaf oil. This
compound has the potential to be used as a pharmaceutical raw material because
it has anticancer, antimicroba, and antiinflamatory activity and also can reduce
anxiety, prevent osteoporosis, and reduce seizures. Thefore, beta-caryophyllene
must be separated from eugenol in clove leaf oil so it can be utilized properly.
The aim of this study is to determine the influence of factors on the optimum condition
and efficiency for beta-caryophyllene extraction process from clove leaf oil to
obtain highest levels of beta-caryophyllene.
The extraction of beta-caryophyllene
is using liquid-liquid method with NaOH and the optimization using
one-factor-one-time method. In this study, four independent variables were used,
namely NaOH concentration, stirring time, stirring temperature, and mole ratio
of eugenol to NaOH. The obtained beta-caryophyllene is analyzed using gas
chromatography with flame ionization detector (GC-FID). After obtained the
level of beta-kariofilen, followed by statictical analysis using SPSS 26.0.0 to
determine variable that has the significant effect on beta-caryophyllene.
The optimum condition of beta-caryophyllene extraction was influenced by variable NaOH concentration, stirring time, stirring temperature, and mole ratio of eugenol to NaOH. The optimum condition to extract optimum beta-kariofilen content is using NaOH concentration 0,75 N, stirring time 15 minutes, stirring temperature 30o C, and mole ratio 4:5. Moreover, liquid-liquid extraction method to extract beta-caryophyllene can increase the economic value of clove leaf oil.
Kata Kunci : beta-kariofilen, ekstraksi, optimasi, minyak daun cengkeh