Laporkan Masalah

Evaluasi Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan

Syahrul Wabula, Dr. apt. Diah Ayu Puspandari, MBA., M.Kes.; apt. Anna Wahyuni Widayanti, M.PH., Ph.D.

2024 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi

Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Pengelolaan obat meliputi tahap pemilihan (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), penyimpanan dan distribusi (distribution), serta penggunaan (use). Penelitian ini bertujuan menggambarkan manajemen pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kota Tidore Kepulauan. Analisa data dan perbandingan dengan nilai standar indikator pengelolaan obat dalam bentuk tabel dan uraian tekstual yang disajikan untuk menjawab permasalahan yang terjadi dan rekomendasi perbaikan. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif, non-eksperimental dengan data dikumpulkan secara retrospektif dan konkuren melalui observasi dan dokumentasi, serta wawancara mendalam kepada narasumber yang terlibat dan bertanggungjawab untuk mempertajam hasil pengukuran indikator efisiensi pengelolaan obat. Hasil evaluasi pengelolaan obat menunjukan masih banyaknya ketidaksesuaian dengan standar pengelolaan obat, antara lain kesesuaian item obat sesuai Formularium Nasional (83,63%), persentase alokasi dana pengadaan obat (5,29%), frekuensi pengadaan obat tiap tahun (2,26 kali), persentase jumlah item obat yang diadakan dengan yang direncanakan (81,86%), Ketepatan data jumlah obat pada kartu stok (98%), Turn Over Ratio (1,89 kali), persentase obat kadalauarsa (6,32%) dan persentase stok mati (6,89%), jumlah item obat per lembar resep (3,16 item), persentase obat dengan nama generik (70,25%), persentase obat yang masuk daftar obat esensial (62,38%) serta rata-rata kecepatan pelayanan resep non-racikan (40 menit 40 detik). Permasalahan yang terjadi terkait dukungan kebijakan dan kecukupan anggaran pengadaan obat, kurangnya dukungan Sistem Informasi Manajemen RS, SDM yang terbatas, serta pemantauan dan evaluasi manajemen pengelolaan obat tidak dilakukan berkala. Perlunya optimalisasi dengan melakukan beberapa upaya perbaikan sehingga diharapkan pengelolaan obat menjadi efektif dan efisien serta dapat mendukung pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Pharmaceutical supplies of medical devices and medical materials required for health service activities must be carried out in multidisciplinary, coordinated, and effective processes to ensure quality and cost control. Drug management stages of selection, procurement, distribution, and use. Research aims to describe drug management in the Tidore Islands City Hospital Pharmacy Installation. Analysis and comparison with standard values of drug management indicators as well are presented to answer problems that occur and recommend improvements. This type of research is descriptive, non-experimental with data collected retrospectively and concurrently through observation and documentation, as well as in-depth interviews with sources involved and responsible for sharpening the results of measuring drug management efficiency indicators. The results show that there are still many discrepancies with drug management standards, including the suitability of drug items according to the National Formulary (83,63%), percentage of drug procurement fund allocation (5.29%), frequency of drug procurement each year (2.26x), percentage of the number of drug items held as planned (81.86%), Accuracy number of drugs on the stock card (98%), Turn Over Ratio (1.89x), percentage of expired drugs (6.32%) and percentage of dead stock (6.89), number of drug items per sheet prescriptions (3.16 item), the percentage of drugs with generic names (70.25%), the percentage of essential drugs (62.38%) and the average speed of service for non-compound prescriptions (40 min 40 sec). The problems are related to policy support and the adequacy of the drug procurement budget, lack of support for the Hospital Management Information System, limited human resources, and monitoring and evaluation of drug management not carried out regularly. Optimization is needed by making several improvements to drug management to be effective and efficient.

Kata Kunci : Indikator Pengelolaan Obat, Instalasi Farmasi, Rumah Sakit, Tidore.

  1. S2-2024-501879-abstract.pdf  
  2. S2-2024-501879-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-501879-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-501879-title.pdf