Karakteristik Fasad Pabrik Gula Era Hindia Belanda di Yogyakarta
NUGRAINNA MALINDA HUSNA, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D
2024 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur
Pulau Jawa dari akhir abad ke-19 sampai 1930 memiliki industri gula terbesar ke-2 di dunia, menjadi bagian yang sangat signifikan dari perekonomian kolonial milik Belanda. Karesidenan Yogyakarta pernah memiliki 19 pabrik gula, menyumbang hampir 8% produksi gula Pulau Jawa. Hal tersebut menjadikannya salah satu daerah dengan konsentrasi pabrik gula tertinggi di Pulau Jawa. Arsitektur pabrik gula dapat menjadi representasi gaya arsitektur yang berlangsung pada era itu. Mesin-mesin produksi yang berukuran besar membuat ukuran pabrik gula sendiri sangat masif, dominan, dan menjadi landmark di dalam kawasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fasad pabrik gula serta apa saja faktor yang mempengaruhi fasad pabrik gula pada era Hindia Belanda di Yogyakarta.
Penelitian menggunakan metode historis dengan foto lama sebagai data utama yang direkonstruksi 2D dan 3D, kemudian diolah secara deskriptif dan dianalisis secara interpretatif. Foto lama berupa foto perspektif mata manusia yang menunjukkan fasad dan foto perspektif udara yang menunjukkan massa bangunan. Dari 19 pabrik gula yang foto lamanya ditemukan ada sebanyak 17, dengan total fasad pabrik gula yang direkonstruksi 2D sebanyak 22 fasad dan yang direkonstruksi 3D sebanyak 25 massa.
Penelitian ini menemukan bahwa fasad pabrik gula memiliki karakteristik massa berbentuk kluster yang memanjang dengan massa fasad paling besar dan terletak di sisi pendek atau di sisi panjang. Skala bangunan minimal 6 hingga 12 kali tinggi manusia dengan proporsi fasad memanjang. Fasad pabrik gula memiliki 14 tipe fasad berdasarkan letak fasad, karakter bentuk atap, dan kesimetrisan. Komposisi simetris bidang fasad pabrik gula tersusun oleh bentuk atap, pola bukaan, penanda (signage), dan ornamen. Karakteristik fasad tersebut dipengaruhi oleh tata letak huis, instalasi berbagai mesin, modernisasi bangunan, arah depan atau jalan raya, gaya arsitektur, moda transportasi pengangkut tebu, serta variabel fasad yang saling terkait.
The island of Java from the late 19th century to 1930 had the 2nd largest sugar industry in the world, becoming a very significant part of the Dutch colonial economy. Yogyakarta Residency once had 19 sugar factories, contributing almost 8% of Java Island's sugar production. This makes Yogyakarta one of the areas with the highest concentration of sugar factories on the island of Java. The sugar factory architecture can be a representation of the architectural style of that era. The large production machines make the sugar factory itself very massive, dominant, and a landmark in the area. This research aims to determine the characteristics of sugar factory facades and what factors influenced them during the Dutch East Indies era in Yogyakarta.
The research uses historical methods with old photos of sugar factory facades as the source of the main data which are then reconstructed in 2D and 3D, then analyzed descriptively and interpretively. Of the 19 sugar factories whose old photos were found, there were 17, with a total of 22 2D reconstructed sugar factory facades and 25 3D reconstructed facades.
This research found that the sugar factory facade has the characteristics of an elongated cluster-shaped mass with the largest facade mass and is located on the short side or the long side. The minimum building scale is 6 to 12 times human height with elongated facade proportions. The sugar factory has 14 types of facades based on the location of the facade, the roof shape, and symmetry. The symmetrical composition of the sugar factory facade is composed of the roof shape, opening patterns, signage, and ornaments. The characteristics of the facade are influenced by the layout of the huis, the installation of various machines, the modernization of the building, the direction of the frontage or main road, the architectural style, the mode of transport for transporting sugar cane, as well as interrelated facade variables.
Kata Kunci : Karakteristik, Fasad, Pabrik Gula, Hindia Belanda