Dukungan Kader Santri Sehat sebagai Strategi Pencegahan Perundungan bagi Santri: Studi Kasus di Pondok Pesantren
Miftahurrahmah El Hayatli, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D ; Dr. dr. Prima Dhewi Ratrikaningtyas, M. Biotech
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar
belakang: Perundungan digambarkan sebagai
permasalahan interaksi sosial antara individu dan lingkungannya. Walaupun intensitas
berinteraksi tinggi antar teman memberi
peluang perundungan, di sisi lain dapat menjadi sumber
dukungan yang lebih mudah
diakses dan efektif serta berkontribusi besar
dalam keberhasilan program pencegahan perundungan. Sebuah pesantren memiliki kader santri sebaya
sebagai upaya mencegah perundungan sehingga dalam memahami kompleksitasnya
diperlukan analisis kognitif, lingkungan, perilaku serta interaksinya.
Tujuan:
Mengeksplorasi dukungan kader santri sehat sebagai strategi pencegahan
perundungan bagi santri di pondok pesantren.
Metode: Penelitian
kualitatif dengan studi kasus deskriptif. Pemilihan partisipan secara critical case purposive
sampling dengan 8 kader sebagai informan utama dan
12 informan pendukung (perwakilan puskesmas
setempat, direktur kesehatan pesantren, ketua pos kesehatan pesantren, koordinator Pengabdian
Kader Santri Sehat,
guru konseling, perawat, 2 pengurus asrama dan 4 teman sebaya kader).
Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi yang dianalisis tematik dengan software Atlas.Ti
selama bulan Februari-April 2024. Keabsahan
data dengan triangulasi sumber, peer debriefing¸ dan member checking.
Hasil: Faktor kognitif kader yang terdiri dari
pengetahuan, sikap dan harapan mendorong kader berperilaku preventif terhadap
perundungan ditinjau dari pengetahuan luas kader mengenai perundungan dan
perannya, serta persepsi keseriusan dan manfaat yang tinggi untuk pencegahan. Faktor
lingkungan kader terdiri dari norma sosial dan akses yang disediakan pesantren membentuk
karakteristik baik pada kader dan ketersediaan fasilitas mendukung kader
mewujudkan iklim sekolah positif. Faktor perilaku kader seperti keterampilan
dan efikasi diri mendorong keberanian kader bertindak dan mencegah perundungan.
Kesimpulan: Faktor kognitif, lingkungan dan perilaku
saling memengaruhi kader santri untuk memberi dukungan sebagai pencegahan
perundungan di pesantren.
Background:
Bullying has been described as a problem of social interaction between
individuals and their environment. Although the high intensity of interaction
between friends provides an opportunity for bullying, on the other hand it can
be a more accessible and effective source of support and contribute greatly to
the success of bullying prevention programs.
A pesantren has a cadre of peer students as an effort to prevent
bullying so that in understanding its complexity, cognitive, environmental,
behavioral and interaction analysis is needed.
Objective: To
explore the support of healthy santri cadres as a bullying prevention strategy
for santri in boarding schools.
Methods:
Qualitative research with descriptive case studies. Participants were selected
by critical case purposive sampling with 8 cadres as main informants and 12
supporting informants (local puskesmas representative, pesantren health
director, head of pesantren health post, coordinator of Healthy Santri Cadre
Service, counseling teacher, nurse, 2 dormitory administrators and 4 cadre
peers). Data were collected through interviews and observations that were
thematically analyzed with Atlas.Ti software during February-April 2024. Data
validity was based on source triangulation, peer debriefing, and member
checking.
Results: Cadre
cognitive factors consisting of knowledge, attitudes and expectations encourage
cadres to behave preventively against bullying in terms of cadres' extensive
knowledge of bullying and its role, as well as perceptions of seriousness and
high benefits for prevention. Cadre environmental factors consisting of social
norms and access provided by pesantren form good characteristics in cadres and
the availability of facilities support cadres to realize a positive school
climate. Cadre behavioral factors such as skills and self-efficacy encourage
cadres' courage to act and prevent bullying.
Conclusion: Cognitive, environmental and behavioral factors mutually influence santri cadres to provide support as prevention of bullying in pesantren.
Kata Kunci : perundungan, pencegahan, pesantren, kader