Transformasi Pekerjaan di Area Industri Ekstraktif: Studi Perubahan Preferensi Guru Honorer Menjadi Pekerja Tambang di PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park
Riski Dj. Goraahe, Bahruddin, S.Sos., M.Sc., Ph.D.
2024 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
Sektor pertambangan menciptakan perubahan yang masif, tidak hanya dari sisi lingkungan, namun juga kebudayaan, perilaku dan pilihan hidup; salah satunya adalah preferensi kerja. Sektor non tambang, khususnya Pendidikan, mengalami krisis sumber daya manusia karena perubahan preferensi kerja. Guru-guru yang menjadi tulang punggung Pendidikan ramai-ramai bermigrasi menjadi pekerja tambang. Fenomena ini menunjukkan adanya gejala double exploitation yang ditandai adanya eksploitasi sumber daya alam dan juga manusia. Tesis ini menjelaskan bagaimana implikasi beroperasinya PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park di Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara terhadap fenomena perubahan preferensi kerja dari guru ke pekerja tambang. Hadirnya PT.IWIP yang diikuti dengan membuka peluang kerja yang besar menimbulkan mobilisasi tenaga kerja dari sektor pendidikan menjadi pekerja tambang. Adanya fenomena ini menimbulkan permasalahan terutama di sektor pendidikan yaitu kurangnya tenaga pendidik profesional di bidang tertentu. Realitas ini juga menimbulkan kritik kepada pemerintah terkait pemerataan kesejahteraan bagi guru honorer di Indonesia. Implikasi kehadiran PT. IWIP akhirnya menciptakan double exploitation yaitu dengan memengaruhi preferensi sumber daya yang ada yaitu guru untuk menjadi pekerja di sektor pertambangan. Untuk menganalisis bagaimana implikasi PT. IWIP terhadap perubahan preferensi kerja digunakan dua teori yang saling berhubungan yaitu Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow dan Teori Rational Choice dari James S. Coleman. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah delapan orang. Wawancara dan dokumentasi dipilih untuk proses pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis tematik dan untuk mencari keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Terakhir, peneliti menjalankan etika penelitian yaitu dengan meminta izin dan kesediaan informan untuk diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beroperasinya PT IWIP mengubah preferensi pekerjaan melalui beberapa hal yakni; kebutuhan fisiologis dan aktualisasi diri. Namun secara bersamaan dan tanpa disadari mereka juga mendapatkan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan kesehatan dan keselamatan, kebutuhan sosial dan kebutuhan penghargaan diri yang diberikan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Temuan lapangan ini menunjukkan bahwa cara melihat motivasi tidak dalam satu waktu, melainkan lintasan waktu. Kebutuhan dasar dan aktualisasi diri memang menjadi motif utama, namun motif ini mengalami perkembangan dan perubahan dimana seiring berjalannya waktu individu mendapatkan pemenuhan kebutuhan lainnya tanpa mereka harus memilih. Kebutuhan manusia bukan lagi bersifat hirarki melainkan bertransformasi menjadi setara atau semuanya bisa didapatkan dalam waktu yang bersamaan.
The mining sector creates massive changes, not only in terms of the environment, but also culture, behavior and life choices; one of them is work preferences. The non-mining sector, especially education, is experiencing a human resource crisis due to changes in work preferences. Teachers who are the backbone of education are increasingly migrating to become mining workers. This phenomenon indicates the presence of symptoms of double exploitation which is characterized by the exploitation of natural and human resources. This thesis explains the implications of the operation of PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park in Central Halmahera, North Maluku Province on the phenomenon of changing work preferences from teachers to mining workers. The presence of PT. IWIP which was followed by opening up large employment opportunities led to the mobilization of workers from the education sector to become mining workers. This phenomenon causes problems, especially in the education sector, namely the lack of professional teaching staff in certain fields. This reality has also led to criticism of the government regarding equal distribution of welfare for honorary teachers in Indonesia. The implications of the presence of PT. IWIP finally created double exploitation namely by influencing the preferences of existing resources, namely teachers to become workers in the mining sector. To analyze the implications of PT. IWIP for changes in work preferences uses two interrelated theories, namely the Hierarchy of Needs Theory from Abraham Maslow and Theory of Rational Choice from James S. Coleman. The research method used is descriptive qualitative. The number of informants in this research was eight people. Interviews and documentation were selected for the data collection process. The data analysis technique used is thematic analysis and to find the validity of the data using data triangulation techniques. Finally, researchers carry out research ethics, namely by asking permission and willingness of informants to be interviewed. The research results show that the operation of PT IWIP changes job preferences through several things, namely; physiological needs and self-actualization. However, simultaneously and without realizing it, they also have other needs fulfilled, such as health and safety needs, social needs and self-esteem needs provided by the company where they work. These field findings show that the way to look at motivation is not at one time, but rather over time. Basic needs and self-actualization are indeed the main motives, but these motives experience development and change where over time individuals get the fulfillment of other needs without having to choose. Human needs are no longer hierarchical but have transformed into equal ones or everything can be obtained at the same time.
Kata Kunci : Transformasi, Pekerja, Implikasi PT. IWIP