Redefining Indonesia’s Indigenous Beliefs as Nusantara Religion: The Sustainability of Boti’s Uis Neno ma Uis Pah
Octalyna Puspa Wardany, Prof. Dr.phil. H. Al Makin, S.Ag., M.A.; Dr. Samsul Maarif
2024 | Disertasi | S3 INTER-RELIGIOUS STUDIES
Penelitian ini mempelajari agama Nusantara; agama leluhur di Indonesia yang diakui sebagai Kepercayaan dalam sistem hukum Negara. Diferensiasi ini menimbulkan banyak diskriminasi karena berbagai kontradiksi hukum yang meminggirkan komunitas adat. Dengan mempelajari Uis Neno ma Uis Pah, Agama Nusantara komunitas adat Boti di Kie, kabupaten Timor Tengah Selatan, provinsi Nusa Tenggara Timor; penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab persoalan utama keberlanjutan masyarakat adat tidak hanya sebagai kelompok masyarakat di Indonesia, tetapi lebih dari itu sebagai satu-kesatuan yang utuh termasuk agama Nusantara mereka. Boti dalam penelitian ini adalah komunitas religius, seperti yang mereka jelaskan, yang mempertahankan agama leluhur mereka.
Penelitian ini menggunakan antropologi publik sebagai kerangka kerja untuk mempelajari kesenjangan antara hukum negara dan praktiknya sehingga dapat mengajukan rekomendasi tertentu. Untuk penelitian lapangan, etnografi diterapkan dengan tinggal di masyarakat adat Boti selama tiga belas bulan; sejak 2 Oktober 2021 hingga 1 November 2022. Metode ini tidak hanya untuk mendapatkan informasi dalam jumlah besar melalui wawancara, observasi, dan partisipasi di kegiatan Boti, tetapi juga memungkinkan peneliti menangkap emosi dan kebijaksanaan mereka. Sebagai metode panduan, penelitian ini menerapkan perspektif dekolonisasi. Dalam melakukan analisis, penelitian ini mengeksplorasi posisi agama-agama Nusantara di Indonesia dengan berbagai istilah yang digunakan dan mengacu pada teori-teori agama.
Penelitian ini mendefinisikan Agama Nusantara sebagai agama yang memiliki tiga elemen; Tuhan, ritual, dan etika dengan karakteristik Nusantara, yaitu keberagaman dalam kesatuan, sebagai penjelasan atas Kepercayaan komunitas adat Indonesia. Untuk mendeskripsikan Agama Nusantara, riset ini menggali sejarah dan silsilah komunitas adat Boti yang menerapkan sistem tiga tungku; pemerintahan, agama, dan adat. Untuk memahami Agama Nusantara; sistem Ekosob dijelaskan juga sehingga memungkinkan perumusan Uis Neno ma Uis Pah. Akhirnya, konsep agama Nusantara Satu Tuhan, Dua Manifestasi dapat dikonstruksi dengan memahami masyarakat adat memposisikan Tuhan dan alam sebagai peran ganda dalam kehidupan manusia dan diterapkan pada aturan dan etika untuk bersinergi dengan alam dan lingkungan. Masyarakat adat yang telah hidup di negeri ini terbukti mampu tetap hidup bahkan melestarikan alam. Mereka bukan semata-mata bagian dari rakyat, melainkan aset negara yang berhak mendapat perlindungan dan diakui secara hukum dengan setara termasuk agama Nusantaranya.
This research studies the Nusantara religion. Ancestral religions in Indonesia are recognized as beliefs in the state's legal system. This differentiation gives rise to much discrimination due to various legal contradictions that marginalize indigenous communities. By studying Uis Neno ma Uis Pah, the Nusantara Religion of the Boti indigenous community in Kie, South Central Timor district, East Nusa Tenggara province, this research was carried out to answer the main problem of the sustainability of indigenous peoples not only as a community group in Indonesia, but more than that as a complete unit including their Indonesian religion. The Boti indigenous community in this study considers itself to be a religious community that maintains the religion of their ancestors.
This research uses public anthropology as a framework to study the gap between state law and practice so that it can propose certain recommendations. For field research, ethnography was applied by living in the Boti indigenous community for thirteen months, from October 2, 2021, to November 1, 2022. This method obtains large amounts of information through interviews, observations, and participation in Boti activities and allows researchers to capture their emotions and wisdom. As a guiding method, this research applies a decolonization perspective. In carrying out the analysis, this research explores the position of Nusantara religions in Indonesia using various terms and refers to religious theories.
This research defines Nusantara Religion as a religion with three elements: God, rituals, and ethics, with Nusantara's characteristic of diversity in unity as the explanation of Indonesia's indigenous beliefs. This research explores the history and genealogy of the Boti indigenous people to describe the Nusantara Religion. The Boti indigenous community uses the Tiga Tungku (three stoves) system, government, religion, and customs. To understand the Nusantara Religion, the Ecosoc system is also explained to enable the formulation of Uis Neno ma Uis Pah. Finally, Boti’s religious concept of One God, Two Manifestations can be constructed by understanding that indigenous peoples position God and nature as having dual roles in human life and apply it to rules and ethics to synergize with nature and the environment. Indigenous people who have lived in this country have proven to be able to survive and even preserve nature. They are not merely part of the people but state assets entitled to equal protection and legal recognition, including their Indonesian religion.
Kata Kunci : Nusantara religion, Boti, Uis Neno ma Uis Pah, indigenous community, indigenous religion