Evaluasi Distribusi dan Penggunaan Obat di Instalasi Farmasi UPTDK RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya dan Penetapan Prioritas Masalah dengan Metode Hanlon
Nurul Aini, Dr. apt. Endang Yuniarti, M. Kes.; Prof. Dr. apt. Satibi, M. Si.
2024 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi
Tahap distribusi dan penggunaan obat merupakan faktor penting dalam pengelolaan obat. Dampak yang terjadi jika proses distribusi dan penggunaan obat tidak sesuai standar adalah terjadinya dispensing error, obat rusak/kedaluwarsa, kekosongan obat, penggunaan obat yang tidak rasional dan adanya komplain pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan obat pada tahap distribusi dan penggunaan obat di Instalasi Farmasi UPTDK RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya dibandingkan dengan indikator standar dan melakukan penetapan prioritas masalah dengan metode Hanlon.
Rancangan penelitian bersifat deskriptif, menggunakan data kuantitatif yang berasal dari penelusuran dokumen tahun 2022 dan pengamatan pada saat penelitian. Pada tahap distribusi dan penggunaan obat diukur tingkat efisiensinya menggunakan indikator Depkes dan penelitian Satibi dkk. Indikator yang belum tercapai diidentifikasi sebagai masalah untuk kemudian dilakukan penetapan prioritas masalah menggunakan metode Hanlon. Pada tahap akhir dari penelitian ini adalah perumusan rekomendasi strategi perbaikan berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan.
Hasil evaluasi pengelolaan obat pada tahap distribusi dan penggunaan obat yang sudah sesuai standar yaitu penyimpanan obat High Allert (100%), penyimpanan obat LASA (100%), sedangkan yang belum sesuai standar yaitu kesesuaian jumlah fisik obat (95,98%), persentase stok obat yang tidak diresepkan (? 3 bulan) (6,89%), persentase nilai obat kedaluwarsa (0,1%), Inventory Turn Over Ratio (ITOR) (5,5 kali/bulan) dan tingkat ketersediaan obat dalam setahun (10 bulan), persentase obat yang diresepkan sesuai Formularium (98,9%) dan rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep sampai ke tangan pasien (68,54 menit untuk obat jadi dan 89,68 menit untuk obat racikan). Penetapan prioritas masalah menggunakan metode Hanlon mendapatkan hasil indikator rata-rata waktu tunggu (nilai OPR 29,72) dan tingkat ketersediaan obat (nilai OPR 24,47) menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Rekomendasi strategi perbaikannya yaitu peresepan elektronik, proses pengkajian resep berbasis digital, pelatihan staf secara berkala, pengendalian dengan metode MMSL, implementasi forecasting kebutuhan obat dan pembayaran ke distributor tepat waktu.
The stage of drug distribution and usage is a critical factor in medication management. If this process does not adhere to standards, the consequences can include dispensing errors, damaged or expired medications, drug shortages, irrational drug usage, and patient complaints. This study aims to evaluate drug management at the distribution and usage stage at the Pharmacy Section of UPTDK RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya in comparison with standard indicators and to establish problem prioritization using the Hanlon method.
The research construction model is descriptive, using collected quantitative data from document tracing in 2022 and data collection during the study. The efficiency of drug distribution and usage stages is measured using the indicators from the Ministry of Health and the study by Satibi et al. Unachieved indicators are identified as problems to then be prioritized using the Hanlon method. The final stage of this research involves formulating improvement strategy recommendations based on the identified problem priorities.
Evaluation result of drug management in distribution and usage stage that has meet the standards are storage of High Alert medications (100%), storage of LASA medications (100%). As for the result that have not meet the standards are physical drug count accuracy (95.98%), percentage of unprescribed stock for ? 3 months (6.89%), percentage of expired medication value (0.1%), Inventory Turnover Ratio (ITOR) (5.5 times/year), and drug availability over a year (10 months), percentage of drugs prescribed according to the Formulary (98.9%) and the average time taken to serve prescriptions until they reach patients (68.54 minutes for finished drugs and 89.68 minutes for compounded drugs). Problem prioritization using the Hanlon method identified average waiting time (OPR score of 29.72) and drug availability level (OPR score of 24.47) as the main priorities to be addressed. Recommendations for improvement strategies include electronic prescribing, digital-based prescription review process, regular staff training, control using the MMSL method, implementation of drug need forecasting, and timely payment to distributors.
Kata Kunci : Evaluasi, Distribusi, Penggunaan Obat, Metode Hanlon, Farmasi Rumah Sakit