Laporkan Masalah

Prevalensi Cedera Akibat Jatuh pada Lanjut Usia dan Pra-Lanjut Usia Berdasarkan HDSS Kabupaten Sleman

ADELLA SAHDASALMA ALMIRA, dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp.FM Subsp.FK(K); Dr. dr. Woro Rukmi Pratiwi, M.Kes., Sp.PD.; Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD-KGer, SE., MM.

2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Saat ini, jatuh menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia, terutama pada penduduk usia lanjut. Risiko jatuh meningkat
seiring pertambahan usia. Pada kejadian jatuh, populasi lansia lebih rentan untuk mendapatkan cedera. Jatuh sering berakibat pada timbulnya cedera yang memerlukan perhatian medis, hingga kecacatan. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian terkait prevalensi cedera akibat jatuh pada lansia dan pra-lansia, gambaran cedera, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cedera, terutama pada Kabupaten Sleman.
Tujuan: Mengetahui prevalensi cedera akibat jatuh pada lansia dan pra-lansia, gambaran cedera, serta faktor risiko keparahan cedera (sosiodemografi, komorbiditas, dan faktor ekstrinsik) berdasarkan data HDSS Sleman.
Metode: Metode penelitian ini berupa studi deskriptif observasional, dengan desain studi cross-sectional, menggunakan data sekunder dari Health Demographic
Surveillance System (HDSS) Sleman tahun 2016, 2017, 2019, dan 2021. Sampel penelitian berupa seluruh kasus cedera akibat jatuh pada lansia (>60 tahun) dan pralansia (45-59 tahun) yang berjumlah 571 responden. Kriteria inklusi berupa populasi lansia dan pra-lansia dengan cedera akibat jatuh yang didata oleh HDSS Sleman dan mengandung variabel yang akan diteliti. Data yang tidak mengandung variabel penelitian dieksklusi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariabel untuk mengukur prevalensi dan gambaran cedera, serta analisis bivariabel menggunakan uji chi square untuk melihat faktor yang mempengaruhi keparahan cedera.
Hasil: Di Sleman, prevalensi cedera akibat jatuh pada lansia adalah 0,85% pada 2016, 1,46% pada 2017, 1,19% pada 2019, dan 0,99% pada 2021. Sedangkan, prevalensi pada pra-lansia adalah 0,73% pada 2016, 1,24% pada 2017, 0,65% pada 2019, dan 0,57% pada 2021. Cedera yang paling banyak terjadi berupa lecet/memar (51,9% pada pra-lansia dan 47,6% pada lansia), di anggota gerak bawah (55,3% pada pra-lansia dan 54,2% pada lansia). Mayoritas kasus (76,7%) memerlukan perawatan, dengan 54,4% pra-lansia dan 68,4% lansia dirawat oleh tenaga kesehatan. Cedera akibat jatuh menyebabkan kecacatan pada 11,2% kasus, paling banyak berupa bekas luka permanen (7,6% pada pra-lansia dan 10,2% pada lansia). Faktor komorbiditas dan faktor ekstrinsik (tempat terjadinya cedera) tidak menjadi faktor risiko keparahan cedera. Faktor sosiodemografi tidak menjadi faktor risiko keparahan cedera, kecuali pekerjaan. Pada pra-lansia, proporsi cedera mayor lebih banyak dialami oleh kelompok buruh (8,9%) (p-value 0,022). Sedangkan, pada lansia, proporsi cedera mayor lebih banyak dialami oleh kelompok tidak bekerja & pensiun (20,4%) (p-value 0,011).
Kesimpulan: Berdasarkan data HDSS Sleman, prevalensi cedera akibat jatuh pada lansia lebih tinggi daripada pra-lansia, dengan cedera yang tersering berupa lecet/lebam/memar, di ekstremitas bawah, mayoritas memerlukan perawatan & dirawat oleh tenaga kesehatan. Cedera jatuh dapat menyebabkan kecacatan, yang paling banyak berupa bekas luka permanen. Faktor sosiodemografi yang menjadi faktor risiko keparahan cedera adalah pekerjaan.

Background: Currently, falls are a major public health problem throughout the world, especially in the elderly population. The risk of falls increases with age. In the event of a fall, the elderly population is more susceptible to injury. Falls often result in injuries that require medical attention, and even disability. Therefore, it is important to conduct research regarding the prevalence of injuries due to falls in the elderly and pre-elderly, the description of injuries, and the factors that influence the severity of injuries, especially in Sleman Regency.

Objective: To determine the prevalence of injuries due to falls in the elderly and pre-elderly, description of injuries, as well as risk factors for injury severity (sociodemographics, comorbidities, and extrinsic factors) based on HDSS Sleman data.

Method: This research method is a descriptive observational study, with a crosssectional study design, using secondary data from the Sleman Health Demographic Surveillance System (HDSS) in 2016, 2017, 2019 and 2021. The research sample consists of all cases of injury due to falls in the elderly (>60 years) and pre-elderly (45-59 years) totaling 571 respondents. The inclusion criteria are the elderly and pre-elderly population with injuries due to falls recorded by HDSS Sleman and containing the variables to be studied. Data that did not contain research variable were excluded. The data analysis used was univariable analysis to measure the prevalence and description of injuries, as well as bivariable analysis using the chi square test to understand factors that influence injury severity.

Results: In Sleman, the prevalence of injuries due to falls in the elderly was 0.85% in 2016, 1.46% in 2017, 1.19% in 2019, and 0.99% in 2021. Meanwhile, the prevalence in the pre-elderly was 0.73 % in 2016, 1.24% in 2017, 0.65% in 2019, and 0.57% in 2021. The most common injuries were abrasions/bruises (51.9% in pre-elderly and 47.6% in elderly), in the lower limbs (55.3%% in pre-elderly and 54.2% in elderly). The majority of cases (76.7%) required treatment, with 54,4% of the pre-elderly and 68,4% of the elderly treated by health workers. Injuries resulting from falls cause disability in 11.2% of cases, most often in the form of permanent scars (7.6% in pre-elderly and 10.2% in elderly). Comorbidities factors and extrinsic factors (where the injury occurred) are not risk factors for injury severity. Sociodemographic factors were not a risk factor for injury severity, except for work. In pre-elderly people, the proportion of major injuries was greater in the labor group (8.9%) (p-value 0.022). Meanwhile, among the elderly, the proportion of major injuries was greater in the non-working & retired group (20.4%) (p-value 0.011).

Conclusion: Based on HDSS Sleman data, the prevalence of injuries due to falls in the elderly is higher than pre-elderly, with the most common injuries being abrasions/bruises/bruises, in the lower extremities, the majority requiring treatment & treated by healthworkers. Fall injury can cause disability, the most common being permanent scars. The sociodemographic factor that is a risk factor for injury severity is occupation.

Kata Kunci : Injury, Fall, Elderly, Pre-elderly, HDSS Sleman

  1. S1-2024-455161-abstract.pdf  
  2. S1-2024-455161-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-455161-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-455161-title.pdf