Laporkan Masalah

Ekstensifikasi Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan Sebagai A Tool of Social Control di Indonesia

MUHAMMAD FADHEL RAYHAN, Dahliana Hasan, S.H., M.Tax., Ph.D.

2024 | Skripsi | ILMU HUKUM

Prevalensi diabetes dan obesitas terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Kedua penyakit ini telah menjadi penyebab kematian tertinggi akibat penyakit tidak menular di Indonesia. Peningkatan ini juga menjadikan Indonesia masuk ke dalam 10 (sepuluh) besar negara dengan pengidap penyakit diabetes tertinggi di Indonesia. Apabila terus dibiarkan, maka Indonesia akan mengalami banyak kerugian, seperti kesehatan dan ekonomi. Hal serupa juga terjadi di banyak negara di dunia. World Health Organization membuat rekomendasi bagi negara-negara di dunia untuk membatasi konsumsi minuman tinggi gula dengan kebijakan fiskal. Pembatasan konsumsi minuman tinggi gula melalui intervensi fiskal telah diberlakukan di banyak negara. Mayoritas negara yang telah menerapkan berhasil menekan tingkat konsumsi minuman tinggi gula serta mendorong reformulasi kandungan gula dan pemanis dalam produk minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Di Indonesia, usulan pengenaan cukai telah ada sejak tahun 2019. Hingga saat ini pembahasan pengenaan cukai terhadap produk MBDK terus berlanjut dengan melibatkan para pihak yang berkepentingan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif empiris dengan menggunakan data primer berupa wawancara dengan kementerian, lembaga, dan organisasi terkait serta data sekunder yang didapatkan melalui studi kepustakaan dan studi dokumen. Penelitian ini menghasilkan data yang deskriptif yang merupakan olahan dari data primer hasil wawancara dan data sekunder hasil studi kepustakaan dan studi dokumen.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengenaan cukai terhadap produk MBDK dinilai efektif untuk mengurangi konsumsi akibat kenaikan harga. Masyarakat dapat beralih mengonsumsi produk yang lebih sehat. Selain itu, kebijakan ini dapat meningkatkan penerimaan negara. Namun, kebijakan fiskal bukan menjadi satu-satunya solusi dalam menekan konsumsi produk MBDK sehingga kebijakan non-fiskal perlu, seperti promosi kesehatan, edukasi masyarakat, dan penegakan hukum di sektor pangan dan kesehatan dijalankan untuk mendukung tujuan tersebut. 

The prevalence of diabetes and obesity continues to increase every year in Indonesia. Both of these diseases have become the leading causes of the death due to non-communicable diseases in Indonesia. This increase also places Indonesia among the top 10 (ten) countries with the highest number of diabetes cases. If left unchecked, Indonesia will experience significant losses in terms of health and the economy. Similar situation are also occurring in many countries worldwide. The World Health Organization has recommended that countries limit the consumption of high sugar-sweetened beverages through fiscal intervention have been implemented in many countries. The majority of countries that have implemented such measures have successfully reduced the consumption of high sugar-sweetened beverages and encouraged the reformulation of sugar and sweeteners in sugarsweetened beverages product. In Indonesia, a proposal for taxation has been place since 2019. The discussion on imposing taxes on sugar-sweetened beverages products continues, involving stakeholders.

This research adopts an empirical normative research approach, utilizing primary data obtained through interviews with relevant ministries, institutions, and organizations, as well as secondary data obtained through literature and document studies. The study generates descriptive data based on respondent statements and secondary data.

The research findings indicate that imposing taxes on sugar-sweetened beverages is considered effective in reducing consumption due to price increases. People may shift towards consuming healthier products. Additionally, this policy can enhance government revenue. However, fiscal policy is not the only solution to reduce consumption of MBDK products, so non-fiscal policies are necessary, such as health promotion, public education, and law enforcement in the food and health sectors, to support this goal. 

Kata Kunci : Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan, Eksternalitas Negatif, Ekstensifikasi, Pengendalian

  1. S1-2024-456524-abstract.pdf  
  2. S1-2024-456524-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-456524-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-456524-title.pdf