Book Centre dengan Pendekatan Arsitektur Naratif di Yogyakarta sebagai Wadah Aktivitas Edukasi dan Literasi Modern
Tariska Lintang Saraswati, Dr. Dyah Titisari Widyastuti, S.T., MUDD.
2024 | Skripsi | ARSITEKTUR
Budaya membaca merupakan kebiasaan yang penting untuk ditumbuhkan sedari kecil. Dengan membaca seseorang dapat membuka jendela ilmu dunia dan mengakses berbagai macam informasi sekaligus memrosesnya secara kritis. Budaya membaca dapat tumbuh dengan adanya tingkat literasi yang dimiliki individu dan dalam hal ini, buku merupakan aktor penting sebagai katalis berkembangnya budaya membaca dan aktivitas literasi di Indonesia.
Era pembangunan modern sering kali membuat kita bergantung pada media sosial untuk mengakses informasi. Hal ini merupakan sebuah keuntungan akan tetapi, tingkat seseorang merespon informasi yang didapatnya secara kritis bergantung pada tingkat literasi tiap individu. Hal ini semakin meningkatkan urgensi untuk lebih menumbuhkan budaya membaca di masyarakat Indonesia.
Kota Yogyakarta merupakan sebuah kota yang menyandang label Kota Pelajar. Tiap tahunnya terjadi kenaikan jumlah pelajar yang masuk ke kota pada tingkat yang hampir stabil dan faktual dikarenakan Yogyakarta merupakan rumah dari beberapa institusi pendidikan ternama di Indonesia. Makna kota pelajar seharusnya memiliki keterkaitan erat dengan edukasi. Akan tetapi, dari tahun ke tahun, tidak terdapat banyak pengembangan akan ruang publik edukatif yang ada di Yogyakarta sementara ruang publik edukatif eksisting kesulitan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara itu, terdapat penurunan akan akses terhadap buku melalui toko buku dan perpustakaan yang ada di Yogyakarta.
Book Centre yang diajukan akan menyediakan ruang publik edukatif di Yogyakarta sekaligus menumbuhkan minat baca dan budaya membaca masyarakat melalui kegiatan-kegiatannya yang berkaitan dengan buku fisik serta pemberian lingkungan kondusif untuk membaca dan belajar. Book Centre adalah sebuah konotasi akan pentingnya sebuah buku untuk memajukan tingkat literasi dan pengembangan masyarakat.
Reading culture is a habit that is crucial to be grown from childhood. With reading, a person can access the window of knowledges and process information from all over the world critically. Reading culture will grow exponentially with the literacy rate an individual possessed. In this case, books are the most prominent actor as a catalyst in promoting reading culture and activities surrounding literacy in Indonesia.
Modern development often made us dependent to social media in order to gain information. This phenomenon is undoubtedly an advantage but the way an individual could respond critically to the gained information is determined by their own literacy rate. This notion further established the urgencies in raising and promoting reading culture in Indonesia.
Yogyakarta City is a city known as The City of Education. Every year, there always had been an increase in the number of students moving in to the city, so much that it almost can be considered a fact. This was caused by many prominent educational institutions in the country are being located in Yogyakarta. The label of a ‘Student City’ has a deep connection with education however, in recent years there had been a depleting rate of available educational public spaces in Yogyakarta. All the while, existing public spaces couldn’t cater to the society’s demands for public spaces. Decreasing numbers in access to obtain books through bookstores and libraries are also an occurrence in the city.
The proposed Book Centre will provide educational public spaces while also promoting reading interest and reading culture through its arrays of book- themed activities and facilitating a conducive environment for reading and learning in Yogyakarta. Book Centre is a notion of how important the role books held in order to raising literacy rate and developing the society.
Kata Kunci : buku, literasi, budaya membaca, perpustakaan, edukasi