Peran Self-Compassion terhadap Impostor Syndrome pada Mahasiswa dengan Prestasi Akademik
Adelia Stefani Putri Kristanti, Dr. Nida Ul Hasanat, M.Si., Psikolog
2024 | Skripsi | PSIKOLOGI
Mahasiswa dalam mencapai prestasi dapat mengalami impostor syndrome yang merupakan fenomena ketika individu merasa tidak layak dan menipu orang lain dengan keberhasilan yang dicapai. Mahasiswa yang mengalami impostor syndrome cenderung dapat mengalami kecemasan, depresi, hingga pengembangan karir yang terhambat. Salah satu langkah yang diketahui dapat memengaruhi impostor syndrome, yaitu self-compassion. Penelitian ini ingin mengetahui peran self-compassion terhadap impostor syndrome secara lebih lanjut pada mahasiswa dengan prestasi akademik. Penelitian dilakukan secara kuantitatif menggunakan skala adaptasi Clance Impostor Phenomenon Scale (CIPS) untuk mengukur impostor syndrome, dan Skala Welas Diri untuk mengukur self-compassion. Hasil analisis pada 287 partisipan mahasiswa aktif Universitas Gadjah Mada, dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif diatas 3,50, menunjukkan bahwa self-compassion memiliki peran signifikan terhadap penurunan impostor syndrome. Selain itu, analisis pendukung yang dilakukan tidak menemukan adanya perbedaan rata-rata skor impostor syndrome dan self-compassion antara perempuan dan laki-laki, serta salah satu komponen self-compassion yang dapat berperan paling signifikan terhadap impostor syndrome adalah self-judgment.
Students striving for success might face impostor syndrome, feeling undeserving and believing they have deceived others with their achievements. This syndrome often leads to anxiety, depression, and career hurdles. Self-compassion is seen as a way to manage impostor syndrome. This study investigates the role of self-compassion in addressing impostor syndrome among high-achieving students. Conducted quantitatively, the research utilized the adapted Clance Impostor Phenomenon Scale (CIPS) to measure impostor syndrome and the adapted Self-Compassion Scale to measure self-compassion. The study of 287 active students at Universitas Gadjah Mada with a Cumulative Grade Point Average (CGPA) greater than 3.50 found that self-compassion has a significant role in reducing impostor syndrome. Furthermore, this study found no differences between males and females in terms of impostor syndrome and self-compassion, with self-judgment being one of the components of self-compassion that can play the most significant role in impostor syndrome.
Kata Kunci : mahasiswa, prestasi akademik, impostor syndrome, self-compassion