PENGUKURAN BEBAN KERJA MENGGUNAKAN PENGUKURAN FISIOLOGIS DAN SUBJEKTIF DI BAGIAN PACKAGING SUATU PERUSAHAAN
KARTIKA DWI ROSIANA, Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN
2024 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI
Manusia
memiliki keterbatasan baik fisik ataupun mental dalam melakukan pekerjaannya.
Agar performa manusia
optimal, beban kerja yang diberikan tidak boleh berlebihan ataupun kurang dari
kapasitasnya. Beban kerja yang dirasakan oleh manusia dipengaruhi faktor lain,
salah satunya adalah faktor iklim kerja. Oleh karena itu, manusia harus
memiliki beban kerja dan iklim kerja yang tepat. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengukur beban kerja menggunakan metode fisiologis berupa pengukuran
denyut jantung dan metode subjektif dengan kuesioner NASA TLX, mengevaluasi
iklim kerja menggunakan pengukuran nilai Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) dan
memberikan rekomendasi berdasarkan hasil pengukuran.
Penelitian
dilakukan pada bagian packaging suatu perusahaan dengan enam subjek.
Pengukuran beban kerja dibagi menjadi dua, yaitu pengukuran denyut jantung yang
akan dilakukan sepanjang pekerja bekerja pada shiftnya menggunakan polar
verity dan pengisian kuesioner NASA TLX setelah jam kerja selesai. Selain itu,
dilakukan pengukuran ISBB menggunakan Heat Stress Monitor pada jam kerja yaitu
pukul 13.30 sampai 15.30 WIB.
Berdasarkan pengukuran beban kerja subjektif menggunakan NASA TLX, didapatkan rata-rata mean weighted workload pekerja adalah 76,89 + 13,02 dan termasuk ke kategori beban kerja tinggi. Berdasarkan pengukuran fisiologis dengan pengukuran denyut jantung, didapatkan rata-rata energy expenditure adalah 409,05 + 135,19 kcal/hour dan termasuk ke kategori beban kerja berat. Nilai ISBB pada bagian packaging adalah sebesar 26,90 °C atau melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Kep.51/MEN/1999. Rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil penelitian berupa pengaturan kecepatan angin untuk menurunkan nilai ISBB dan pengaturan microbreak untuk menurunkan beban kerja.
Humans have physical and mental
limitations that affect their job performance. To optimize human performance, the workload should be neither excessive nor below
their capacity. Various factors, such as environmental factors, influence
perceived workload. Consequently, humans must have both an appropriate workload
and a suitable work environment. The main objective of this study is to measure
workload using physiological methods by measuring heart rate and subjective
methods using the NASA TLX questionnaire.
Additionally, it aims to evaluate the work environment by measuring the
Wet Bulb Globe Temperature Index (WBGT) and to provide recommendations based on
the collected data.
The research was conducted in the
packaging department with six subjects. Workload measurements were divided into
two components: heart rate monitoring, which was performed throughout the
worker' shifts using Polar Verity and the Polar Beat application, for data
storage, and the completion of NASA TLX questionnaires after the completion of
the workday. Additionally, Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) measurements were
conducted using a Heat Stress Monitor starting at 13.30 to 15.30.
The research concludes that workers
experience a high workload, with an average mean weighted workload of 76.89 ±
13.02 measured using the NASA TLX questionnaire. Heart rate monitoring
indicates an average energy expenditure of 409.05 ± 135.19 kcal/hour,
classified as heavy workload. The Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) in the
packaging department is exceeding the established Threshold Limit Value (TLV)
outlined in Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
51/MEN/1999, with a current measurement of 26.90 °C. Recommendations to address
these issues include adjusting wind speed to lower the WBGT value and
implementing microbreaks to reduce workload levels.
Kata Kunci : Beban kerja, Metode Fisiologis, Metode Subjektif, Energy Expenditure, NASA TLX, ISBB