Laporkan Masalah

Dampak Gentrifikasi dan Displacement terhadap Nilai Sosial Masyarakat Gedongtengen dalam Perspektif Kapitalisme Herbert Marcuse

Latifah Nirmala, Dr. Supartiningsih, S.S., M.Hum; Dr. Sartini, M.Hum.

2024 | Skripsi | ILMU FILSAFAT

Gentrifikasi merupakan proses transformasi hunian di wilayah perkotaan yang umumnya dihuni masyarakat miskin menjadi wilayah elit yang terdiri dari properti untuk tujuan komersil. Dampak yang paling nyata dari gentrifikasi adalah displacement, yaitu perpindahan keterpaksaan yang dialami pekerja kerah biru dari wilayah tempat tinggalnya. Salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami fenomena gentrifikasi adalah Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gentrifikasi yang terjadi di Gedongtengen, menganalisisi dampak gentrifikasi terhadap displacement di Gedongtengen, dan menganalisisi dampak gentrifikasi dan displacement terhadap nilai sosial masyarakat Gedongtengen dari perspektif kapitalisme Herbert Marcuse. 
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan objek material berupa gentrifikasi di Gedongtengen dan objek formal berupa kapitalisme Herbert Marcuse. Perolehan data dalam penelitian ini yaitu studi lapangan berupa wawancara dengan lokasi penelitian di Kecamatan Gedongtengen yang mencakup Kelurahan Sosromenduran dan Kelurahan Pringgokusuman dan studi literatur terkait dengan topik penelitian. Analisis data penelitian menggunakan metode hermeneutik filosofis dengan unsur metodis berupa deskripsi, interpretasi, heuristika, dan refleksi kritis peneliti.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, gentrifikasi di Gedongtengen merupakan gentrifikasi pariwisata dengan produk akhir properti akomodasi pariwisata, yaitu terlihat lewat peningkatan jumlah hotel dan penginapan di Gedongtengen. Kedua, gentrifikasi di Gedongtengen menciptakan dispacement di pemukiman warga yang berdampak pada kehidupan masyarakat Gedongtengen, yakni di Sosromenduran men-displace 1 RT yang tergentrifikasi menjadi Hotel Horaios Malioboro (1986), men-displace 2 RT yang tergentrifikasi menjadi Hotel Horison Ultima Riss (2013) dan di Pringgokusuman men-displace 1 RW yang tergentrifikasi menjadi Hotel Royal Darmo (2015). Ketiga, tinjauan pemikiran kapitalisme Herbert Marcuse menyajikan pemikiran yang relevan untuk memahami hilangnya kesadaran kritis masyarakat akan fenomena displacement sebagai dampak gentrifikasi. Dalam konteks gentrifikasi di Gedongtengen, pemikiran kapitalisme satu dimensi mendorong masuknya para pemodal besar untuk membangun properti gentrifikasi. Hadirnya gentrifikasi di Gedongtengen yang menyebabkan displacement terhadap hunian penduduk menghilangkan kedaulatan kelompok marginal dan mengikis nilai-nilai kemanusiaan. Manusia dinilai hanya sebagai objek untuk memperoleh keuntungan.

Gentrification is the process of transforming residential areas in urban areas which are generally inhabited by poor people into elite areas consisting of properties for commercial purposes. The most obvious impact of gentrification is displacement, namely the forced movement experienced by blue collar workers from the area where they live. One area in Indonesia that is experiencing the gentrification phenomenon is Gedongtengen district, Yogyakarta. This research seeks to examine the impact of gentrification and displacement on the social values of the Gedongtengen community through the perspective of Herbert Marcuse's capitalism. This research aims to describe the gentrification that occurred in Gedongtengen, analyze the impact of gentrification and displacement on the social values of the Gedongtengen community from the perspective of Herbert Marcuse's capitalism. 
This research is a qualitative descriptive research with a material object in the form of gentrification in Gedongtengen and a formal object is a field study in the form of Herbert Marcuse's capitalism. Data obtained in this research is a field study in the form of interviews with research locations in Gedongtengen District which includes Sosromenduran Village and Pringgokusuman Village and literature studies related to the research topic. Analysis of research data uses a philosophical hermeneutic method with methodical elements in the form of description, interpretation, heuristics and critical reflection of the researcher.
The research results are as follows. First, gentrification in Gedongtengen is tourism gentrification with the end product being tourism accommodation properties, which can be seen through the increase in the number of hotels and inns in Gedongtengen. Second, gentrification in Gedongtengen creates displacement in residential areas which has an impact on the lives of the people of Gedongtengen, namely in Sosromenduran displacing 1 RT that was gentrified to become Horaios Malioboro Hotel (1986),displacing 2 RT that were gentrified to become Horison Ultima Riss Hotel (2013) and in Pringgokusuman displaced 1 RW gentrified to become Royal Darmo Hotel (2015). Third, a review of Herbert Marcuse's thoughts on capitalism presents ideas that are relevant for understanding the loss of critical awareness of society regarding the phenomenon of displacement as a result of gentrification. In the context of gentrification in Gedongtengen, the ideas of one-dimensional capitalism encourages the entry of large investors to build gentrifies properties. The presence of gentrification in Gedongtengen which causes displacement of residents' homes eliminates the sovereignty of marginalized groups and erodes the human values of society. Humans are values only as objects for profit.

Kata Kunci : Gentrifikasi, displacement, pembangunan hotel, kapitalisme, manusia satu dimensi

  1. S1-2024-441638-abstract.pdf  
  2. S1-2024-441638-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-441638-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-441638-title.pdf