Prarancangan Pabrik Difenil dari Benzena dengan Kapasitas 20.000 ton/tahun
Rangga Ramada Rahayu Wijoyo, Ir. Wahyu Hasokowati, MASc., IPM.
2024 | Skripsi | TEKNIK KIMIA
Diphenyl (atau Biphenyl, phenylbenzene) merupakan senyawa
benzenoid aromatis yang berbentuk padatan putih. Diphenyl merupakan
senyawa intermediate dari berbagai senyawa yang digunakan sebagai
pelarut, plastik, pestisida, pengental untuk aplikasi cetak. Selain itu, diphenyl
dapat digunakan juga sebagai produk akhir yaitu sebagai konstituen dari cairan
perpindahan panas, dye carrier, solven dalam aplikasi farmasi, pengawet
kayu, pengawet buah – buahan, dan fungisida. Namun pada saat ini, diphenyl
sudah jarang digunakan sebagai pengawet karena khawatir akan dampaknya pada
kesehatan. Difenil disintesis dengan proses thermal
dehydrocondensation of benzene.
Pabrik difenil dari benzena ini dirancang dengan kapasitas 20.000
ton/tahun dan beroperasi secara kontinyu 24 jam perhari dan 330 hari pertahun.
Bahan baku yang digunakan berupa benzena sebanyak 25.000 ton/tahun. Difenil
yang diproduksi pada pabrik ini menggunakan
benzena sebagai reaktan yang berfase gas hasil dari penguapan dengan vaporizer
yang bersuhu 90 oC dan bertekanan 1,34 atm dialirkan menuju reaktor
yang dilengkapi dengan furnace sebagai media pemanas dan multitube
dengan suhu 550 oC dan tekanan 1,2 atm. Reaktor furnace
mempunyai konversi difenil sebesar 10?ngan hasil samping berupa terfenil dan
hidrogen. Konversi yang kecil diatasi dengan proses recycle sehingga
benzena dapat dimanfaatkan kembali. Recycle benzena diawali dengan
pemisahan antara benzena dan hidrogen dengan difenil dan terfenil menggunakan knockout
drum, kemudian benzena dan hidrogen dipisahkan dengan knockout drum
sehingga didapat recycle benzene yang murni. Produk difenil yang masih
mengandung hasil samping berupa terfenil dipisahkan dengan menara distilasi
sehingga didapat difenil berfase cair dengan kemurnian 99,9%. Produk yang
berupa difenil dan terfenil dialirkan menuju prilling tower untuk proses
solidifikasi karena diinginkan produk berfasa padat. Difenil dan terfenil yang
berfasa padat kemudian direduksi ukurannya menggunakan ball mill
dan disaring dengan screem. Difenil dan terfenil yang ukuran padatannya
sudah sesuai kemudian diangkut menuju silo menggunakan belt conveyor
untuk disimpan.
Pabrik ini
direncanakan akan didirikan di Kawasan Industri Tuban (KIT), Tuban,
Jawa Timur, dengan luas area 3,06 hektar dan memiliki karyawan sebanyak 255 orang.
Kebutuhan utilitas untuk menjalankan proses di pabrik ini meliputi air sebanyak
2.327.924 ton/tahun, penyedia udara untuk instrumen dan umpan boiler
sebesar 201.105,13 ton/tahun, bahan bakar gas alam sebanyak 9.478,18 ton/tahun,
dan listrik sebesar 0,824 MW.
Pabrik ini memerlukan fixed capital
sebesar US$22.330.640,38 +
Rp93.817.727.019,67; working capital sebesar US$9.237.741,99 + Rp159.955.894.388,03; dan manufacturing
cost sebesar US$58.691.911,25 +
Rp48.367.368.415,80. Nilai ROI sebelum pajak 45,02% POT sebelum pajak 1,82 tahun, BEP 40,98%, SDP 20,94?n DCFRR 26,95%. Dari hasil evaluasi
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pabrik
Diphenyl (or Biphenyl,
Phenylbenzene) is a white solid aromatic compound. Diphenyl is an intermediate
compound for various compounds that is used for emulsifier, plastic, pesticide,
and thickener for printing application. Other than that, diphenyl can also be
used as a final product including as a constituent of heat transfer fluid, dye
carrier, solvent for pharmaceutical purposes, wood preservative, fruit
preservative, and fungicide. But currently, diphenyl is rarely used as a
preservative due to the effects it causes on health. Diphenyl is synthesized
using the thermal dehydrocondensation of benzene process.
Diphenyl derived from benzene
factory is designed with the capacity of 20.000 tons/year and operates
continuously for 24 hours per day with 330 days per year. The raw material that
is used is benzene for 25.000 tons/year. Diphenyl produced in this factory uses
benzene as a gas phase reactant from evaporation from vaporizer with
temperature of 90 °C and pressure of 1,34 atm which then flowed into the
reactor which is equipped with a furnace as a heating equipment and multitube
with a temperature of 550 °C and pressure of 1,2 atm. Furnace reactor has an 8%
diphenyl diphenyl conversion with a side reaction of terphenyl and hydrogen.
The small conversion is overcome using recycling so the benzene may be used
again. Recycle benzene is started by the separation of benzene and hydrogen
with diphenyl and terphenyl using a knockout drum, then benzene and hydrogen is
separated again using another knockout drum producing a pure recycled benzene. Diphenyl
that still has terphenyl is separated using a distillation tower producing
liquid phase diphenyl with 99% purity. Products, which is diphenyl and
terphenyl, is flowed to prilling tower to solidify to produce solid phase
products. Diphenyl and terphenyl that have solidified will be reduced in size
using ball mills and screen. Diphenyl and terphenyl with the correct sizes will
be moved using conveyor belts and stored in silos.
This factory is planned to be
built in Tuban Industrial Area (KIT), Tuban, East Java, with an area of 3.06
hectare with 255 employees. Utilities that are used in this factory include 2,327,924
tons of water/year, air supplier for instruments and boiler feed for 201,105.13
tons/year, natural gas for fuel for 9,478.18 tons/year, and electricity for 0.824
MW.
This factory needs US$22,330,640.38 + Rp93,817,727,019.67
in fixed capital; US$9,237,741.99+ Rp159,955,894,388.03
in working capital; and US$58,691,911.25 + Rp48,367,368,415.80
in manufacturing costs. ROI before tax is 45.02%, POT before tax is 1.88 tahun, BEP 40.98%, SDP 20.94% and DCFRR 26.95%. From the evaluation that have been done, it can be
concluded that this factory is high risk and is interesting to evaluate
further.
Kata Kunci : difenil, benzena, reaktor furnace, thermal dehydrocondensation of benzene