Laporkan Masalah

Prospek Implementasi Kawasan Aerotropolis Berbasis Agrikultur: Studi Kasus Pada Kawasan Sekitar YIA

AHIMSA KAMALI TUTUROONG, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D.

2024 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Konsep penataan ruang yang berorientasi pada sebuah bandara yang disebut sebagai Airport-Driven Development, atau yang biasa dikenal dengan istilah aerotropolis terus berkembang saat ini, termasuk di Indonesia. Konsep aerotropolis mengarahkan perencanaan tata ruang di sebuah kawasan yang memusat pada sebuah bandara besar (Airport City) dan seluruhnya saling terintegrasi. Saat ini belum banyak penerapan konsep penataan ruang di Indonesia dengan konsep tersebut dan Yogyakarta Internasional Airport (YIA) adalah salah satu yang akan menerapkannya. YIA merupakan sebuah bandara baru di Indonesia, tepatnya di Kulon Progo, Yogyakarta, yang dikembangkan dengan konsep airport city dengan kawasan sekitarnya sebagai aerotropolis. Prioritasnya pada pelestarian dan peningkatan produktivitas lahan agrikultur menjadi hal menarik dalam perencanaan aerotropolis YIA. Belum ada kawasan aerotropolis yang menerapkan model aerotropolis berbasis agrikultur di wilayah maupun negara lain sehingga menjadi menarik untuk diteliti.

Penelitian ini berfokus pada substansi RDTR Kawasan Sekitar Bandara Internasional Yogyakarta tahun 2023-2043 sebagai dasar peraturan tata ruang untuk kawasan sekitar YIA yang mana belum lama ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan abduksi kualitatif dengan mengadopsi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas aerotropolis dari Kasarda & Lindsay (2011) dan Chohan (2019), serta aspek-aspek pengembangan agropolitan dari Friedmann (2002) sebagai dasar untuk melihat prospek implementasi kawasan aerotropolis YIA yang selanjutnya disempurnakan. Sumber data dari penelitian ini diambil dari hasil wawancara pihak pembuat kebijakan, analisis dokumen perencanaan tata ruang terkait, serta observasi lapangan. Analisis data kualitatif kemudian dilakukan menggunakan perangkat lunak Atlas.ti untuk proses reduksi dan kategorisasi data, pengkodean data, hingga analisis sistem dari data yang didapatkan. Hasil analisis yang didapatkan memperlihatkan bahwa prospek implementasi kawasan aerotropolis di YIA cukup baik dengan beberapa catatan kekurangan dan hambatan yang perlu diantisipasi dengan serius dalam proses implementasinya. Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan model aerotropolis di YIA yang berbasis agrikultur diantaranya dikarenakan oleh dominasi PDRB di sektor pertanian, tidak siapnya kawasan untuk transisi ke sektor ekonomi sekunder dan tersier dengan cepat, kondisi eksisting kawasan, keberadaan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) yang luas, dan keberadaan Lahan Sawah Surjan.

The concept of airport-oriented spatial planning called Airport-Driven Development, or commonly known as aerotropolis, continues to grow today, including in Indonesia. The aerotropolis concept directs spatial planning in an area centered on a large airport (Airport City) and is entirely integrated. Currently there are not many applications of this spatial planning concept in Indonesia and Yogyakarta International Airport (YIA) is one that will apply it. YIA is a new airport in Indonesia, precisely in Kulon Progo, Yogyakarta, which is developed with the concept of airport city with the surrounding area as an aerotropolis. Its priority on preserving and increasing the productivity of agricultural land is an interesting point in the planning of YIA aerotropolis. There are no aerotropolis areas that apply the agricultural-based aerotropolis model in other regions or countries, making it interesting to study.

This research focuses on the substance of RDTR Yogyakarta International Airport Surrounding Area 2023-2043 as the basis of spatial regulations for the area around YIA which was recently established. This research uses a qualitative abduction approach by adopting factors that influence the effectiveness of aerotropolis from Kasarda & Lindsay (2011) and Chohan (2019), as well as aspects of agropolitan development from Friedmann (2002) as a basis for seeing the prospects for implementing the YIA aerotropolis area which is then refined. The data sources of this study were drawn from interviews with policy makers, analysis of relevant spatial planning documents, and field observations. Qualitative data analysis was then carried out using Atlas.ti software for data reduction and categorization, data coding, and system analysis of the data obtained. The results of the analysis show that the prospect of implementing an aerotropolis area in YIA is quite good with some shortcomings and obstacles that need to be seriously anticipated in the implementation process. Then, the factors that influence the establishment of the aerotropolis model in YIA based on agriculture include the dominance of GRDP in the agricultural sector, the unpreparedness of the area to transition to the secondary and tertiary economy sectors quickly, the existing conditions of the area, the existence of extensive Protected Rice Fields (LSD), and the existence of Surjan Rice Fields.

Kata Kunci : YIA, aerotropolis, agrikultur, prospek

  1. S1-2024-456700-abstract.pdf  
  2. S1-2024-456700-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-456700-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-456700-title.pdf