Analisis Keekonomian Atas Penerapan PSC “Cost Recovery” Dibanding PSC “Gross Split” Pada Proyek Investasi Eksplorasi WK Peri Mahakam

Yunarto Tri Wibowo, Prof. Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA

2024 | Tesis | S2 MANAJEMEN (MM) JAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa nilai keekonomian WK eksplorasi migas di WK Peri Mahakam dengan menggunakan skema kontrak PSC cost recovery dan PSC gross split dan menganalisa pengaruh perubahan parameter manakah yang paling memberikan dampak signifikan terhadap pengelolaan WK eksplorasi Peri Mahakam pada kedua skema kontrak PSC cost recovery dan PSC gross split. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan discounted cash flow (DCF) dan Decision Tree Analysis (DTA) dari dua skema kontrak kerja sama yang ditawarkan oleh Pemerintah sehingga dapat melihat skema kontrak kerja sama yang terbaik yang akan digunakan Perusahaan dalam rangka mendapatkan WK eksplorasi migas di Indonesia sehingga diperoleh hasil yang lebih komprehensif karena rencana investasi ini memerlukan pendanaan dalam jumlah besar, tingkat risiko yang tinggi serta dalam kurun waktu yang panjang. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan komponen pembentuk pendapatan dan biaya.
Hasil analisa keekonomian dengan pendekatan DCF menunjukkan bahwa skema kontrak PSC cost recovery memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan skema kontrak PSC gross split. Indikator/parameter keekonomian (NPV, IRR, payback period, discounted payback period, dan PI) secara keseluruhan menunjukkan bahwa dengan skema kontrak PSC cost recovery proyek investasi WK eksplorasi Peri Mahakam dapat menghasilkan keuntungan lebih baik dibandingkan skema PSC gross split. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis DTA yang menunjukkan skema kontrak PSC cost recovery memberikan nilai EMV yang lebih baik dibandingkan skema kontrak PSC gross split. Untuk analisis sensitivitas menunjukkan bahwa adanya perubahan asumsi pada CAPEX dan harga gas bumi memiliki pengaruh paling besar. Selain itu, antara kedua skema kontrak, skema kontrak PSC gross split memiliki tingkat sensitivitas yang lebih besar dibanding dengan PSC cost recovery.
Dari pendekatan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa proyek investasi WK eksplorasi gas bumi lebih ekonomis untuk dijalankan dengan skema kontrak PSC cost recovery dibandingkan dengan PSC gross split.

This study aims to analyze the economic value of oil and gas exploration working area in Peri Mahakam Block using PSC cost recovery and PSC gross split contract schemes and  analyze the effect of changes in which parameters have the most significant impact on the management of Peri Mahakam exploration Block in both PSC cost recovery and PSC gross split  contract schemes. The analysis was conducted using discounted cash flow (DCF) and decision tree analysis (DTA) approach from the two cooperation contract schemes offered by the Government so that it can see the best cooperation contract scheme that will be used by the Company in order to obtain oil and gas exploration Block in Indonesia so that more comprehensive results are obtained because this investment plan requires large amounts of funding,  high level of risk and over a long period of time. In this study, sensitivity analysis was also carried out on changes in the components forming income and costs.
The results of economic analysis using the DCF approach indicate that the PSC cost recovery contract scheme provides greater benefits compared to the PSC gross split contract scheme. Economic indicators/parameters (NPV, IRR, payback period, discounted payback period, and PI) overall show that with the PSC cost recovery contract scheme, Working Area Peri Mahakam investment project can generate better profits compared to the PSC gross split scheme. This is further supported by the results of the DTA analysis, which indicate that the PSC cost recovery contract scheme provides a better EMV value compared to the PSC gross split contract scheme. Sensitivity analysis shows that changes in assumptions regarding CAPEX and natural gas prices have the greatest impact. Additionally, between the two contract schemes, the PSC gross split contract scheme exhibits a higher level of sensitivity compared to PSC cost recovery.
From this approach, it can be concluded that natural gas exploration block investment projects are more economical to run with the PSC cost recovery  contract scheme compared to PSC gross split.

Kata Kunci : Kontrak Bagi Hasil, PSC cost recovery, PSC gross split, Discounted Cash Flow, Decision Tree Analysis