Transformasi Penerjemahan Leksikal Istilah Khusus Budaya pada Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" ke dalam Novel "The Dancer"
Arina Haque, Dr. Sajarwa, M.Hum.
2024 | Tesis | S2 Linguistik
Bahasa memiliki keterikatan oleh konteks yang mengikutinya sebab bahasa tidak terisolasi dari budaya sehingga korelasi bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan satu sama lain yang menjadikan keduanya selalu beriringan dalam setiap aspek kehidupan. Ketika aspek budaya pada suatu bahasa diterjemahkan ke dalam bahasa lain, maka terjadilah transformasi penerjemahan secara leksikal. Berangkat dari fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk transformasi terjemahan leksikal pada teks terjemahan novel Ronggeng Dukuh Paruk dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, The Dancer, yang berikutnya dianalisis implikasinya terhadap kesepadanan berorientasi budaya. Penelitian ini menggunakan teori Newmark untuk memilah kategorisasi budaya yang terdapat pada novel serta teori Proshina untuk menganalisis bentuk transformasi penerjemahan secara leksikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhimpun 462 istilah yang kemudian diklasifikasikan ke dalam lima jenis kategori, yaitu; 1) ekologi yang mencakup flora, fauna, angin, daratan, bukit, sawah, dan yang berkaitan dengan alam; 2) budaya material yang mencakup makanan, pakaian, rumah dan kota, serta transportasi; 3) budaya sosial yang mencakup pekerjaan dan liburan; 4) organisasi, adat, aktivitas, prosedur, konsep yang mencakup sistem pemerintahan & politik, acara keagamaan, dan nilai-nilai artistik; 5) kebiasaan dan bahasa tubuh yang mencakup gerak-gerik tubuh serta kebiasaan. Temuan istilah khusus budaya yang mendominasi dalam novel adalah kategori ekologi. Dari pengklasifikasian tersebut, ditemukan tiga jenis transformasi penerjemahan leksikal berupa: 1) penggantian leksikal; a) spesifikasi; b) generalisasi; c) diferensiasi; dan d) modulasi; 2) kompensasi; serta 3) transformasi metaforis. Transformasi-transformasi tersebut terjadi karena dilatarbelakangi oleh faktor-faktor seperti perbedaan budaya, agama, pengetahuan, dan sejarah yang terbentuk dan telah mengakar kuat di masing-masing lingkungan penutur kedua bahasa. Hasil temuan transformasi penerjemahan leksikal tersebut berimplikasi pada kesepadanan makna berupa terjadinya penggunaan istilah lain yang memiliki makna serupa dengan identitas budaya sumber dan terjadinya penggantian istilah budaya sumber dengan istilah lain yang maknanya jauh atau bahkan penghilangan identitas tersebut dengan tidak diterjemahkan ke dalam TSa. Implikasi tersebut terjadi karena ideologi domestikasi yang diterapkan penerjemah agar hasil terjemahan tetap terasa kenaturalannya meskipun dilatarbelakangi dua budaya yang berbeda.
Language is bound by the context that follows it because language is not isolated from culture so that the correlation between language and culture cannot be separated from each other which makes the two always go hand in hand in every aspect of life. When cultural aspects of a language are translated into another language, a lexical translation transformation occurs. Departing from this phenomenon, this research aims to identify the form of lexical translation transformation in the translated text of the novel Ronggeng Dukuh Paruk from Indonesian to English, The Dancer, which then analyzes its implications for culturally oriented equivalence. This research uses Newmark's theory to sort out the cultural categorization contained in the novel and Proshina's theory to analyze the form of lexical translation transformation. The results of the research showed that 462 terms were collected which were then classified into five types of categories, namely; 1) ecology which includes flora, fauna, wind, land, hills, rice fields, and those related to nature; 2) material culture which includes food, clothing, houses and cities, and transportation; 3) social culture that includes work and leisure; 4) organizations, customs, activities, procedures, concepts that include government & political systems, religious events, and artistic values; 5) habits and body language which includes body movements and habits. The finding of a specific cultural term that dominates in the novel is the ecological category. From this classification, three types of lexical translation transformation were found in the form of: 1) lexical replacement; a) specifications; b) generalization; c) differentiation; and d) modulation; 2) compensation; and 3) metaphorical transformation. These transformations occur because they are motivated by factors such as differences in culture, religion, knowledge and history that are formed and have become deeply rooted in each of the speakers of the two languages. The findings of the lexical translation transformation have implications for equivalence of meaning in the form of the use of other terms that have a similar meaning to the source cultural identity and the replacement of source cultural terms with other terms with distant meanings or even the elimination of this identity by not being translated into TS. This implication occurs because of the domestication ideology applied by the translator so that the translation results still feel natural even though they are based on two different cultures.
Kata Kunci : Transformasi Penerjemahan Leksikal, Penerjemahan, Istilah Khusus Budaya, Ronggeng Dukuh Paruk.