Wildlife Center Owa Jawa (Hylobates moloch) dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Exotics Heartland of The Spoken Sounds
Jannatin Aulia Putri, Prof. Dr. Ing. Ir. Eugenius Pradipto; Wisnu Agung Hardiansyah, S.Ars., M.Arch.
2024 | Skripsi | ARSITEKTUR
Owa Jawa (Hylobates moloch) adalah primata endemik Indonesia dengan status konservasi terancam dengan tingkat perhatian kecil di mata masyarakat. Padahal, hewan arboreal berperan penting dalam menyebarkan bibit, membantu populasi mamalia, serta mempertahankan keberlanjutan ekosistem hutan. Penurunan populasi Owa Jawa akan terjun drastis jika tidak ada instrumen untuk menstimulasi kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi, perlakuan terhadap satwa, dan pengelolaan habitat.
Wildlife Center Owa Jawa (Hylobates moloch) sebagai suaka penyelamatan satwa dirancang mampu berkamuflase dalam kemurnian Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pembinaan ekosistem akan mengendalikan populasi spesies dari keterancaman, mengantarkan pada kualitas hidup yang relatif lebih tinggi, yaitu melepaskan satwa liar kembali ke habitat yang bebas. Permasalahan yang ingin diselesaikan dalam perancangan adalah (1) Bagaimana mengintegrasikan habitat Owa Jawa dengan pendekatan biomimikri pada Wildlife Center?, (2) Bagaimana merancang sirkulasi dan pola aktivitas yang menarik bagi masyarakat serta pengunjung dalam mengeksplorasi Wildlife Center, dan (3) Bagaimana menciptakan Wildlife Center yang berperan untuk seluruh makhluk hidup bersimbiosis dari masa ke masa?
Pendekatan Arsitektur Biomimikri diusung dalam landasan konseptual perancangan dengan penekanan bambu sebagai biomaterial. Biomimikri akan merajut fungsi Wildlife Center secara berkelanjutan dengan bentuk, proses, dan strategi dari ide-ide serta model terbaik alam.
The Javan Gibbon (Hylobates moloch) is an endemic primate of Indonesia with a threatened conservation status, lacking attention from the public. Arboreal animals play an essential role in spreading seeds, assisting mammal populations, and maintaining the sustainability of forest ecosystems. The drastic decline of the Javan gibbon population will plummet if there are no instruments to stimulate public awareness about the importance of conservation, animal treatment, and habitat management.
The Java Gibbon Wildlife Center (Hylobates moloch), as an animal rescue sanctuary, is designed to blend seamlessly with the purity of Mount Gede Pangrango National Park. Ecosystem development will prevent species populations from becoming endangered, thereby leading to a relatively higher quality of life, particularly through the release of wild animals into free habitats. The problems to be addressed in the design are: (1) How to integrate the habitat of the Javan Gibbon with the biomimicry approach at the Wildlife Center? (2) How to design engaging circulation and activity patterns for the community and visitors to explore the Wildlife Center? and (3) How to create a Wildlife Center that plays a symbiotic role for all living things from generation to generation?
The Biomimicry architectural approach is featured in the conceptual basis of design, emphasizing bamboo as a biomaterial. Biomimicry will sustainably integrate the Wildlife Center's functions with forms, processes, and strategies based on nature's best ideas and models.
Kata Kunci : Wildlife Center, Owa Jawa, Taman Nasional, Biomimikri, Bambu