Laporkan Masalah

Pola Ekstraksi Gigi di Klinik Bedah Mulut RSGM UGM Prof. Soedomo

Shafira Fachrani, drg. Cahya Yustisia Hasan, Sp. BMM(K); drg. Yosaphat Bayu Rosanto, MDSc., Sp.BMM(K)

2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI

Pencabutan gigi merupakan perawatan yang sangat sering dilakukan oleh dokter gigi. Pencabutan gigi adalah pilihan perawatan terakhir yang dilakukan apabila gigi tidak dapat dipertahankan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola ekstraksi gigi pasien dan korelasinya terhadap usia, jenis kelamin, keluhan subjektif, riwayat kesehatan umum, kebiasaan merokok, perilaku menyikat gigi, tingkat pendidikan, elemen gigi, alasan pencabutan, teknik pencabutan, dan lama waktu pencabutan. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan deskriptif analitik, melakukan pengisian kuesioner dan observasi pada 60 responden yaitu pasien pencabutan gigi di Klinik Bedah Mulut RSGM UGM Prof. Soedomo.

Hasil Penelitian menunjukkan pasien pencabutan gigi berdasarkan karakteristik sosiodemografi mayoritas merupakan pasien jenis kelamin perempuan (73.33%), dengan kelompok usia terbanyak pada rentang 21-30 tahun (45%), dan Perguruan Tinggi (61.67%) merupakan tingkat pendidikan terakhir yang paling banyak dijalani pasien. Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah keinginan untuk mencabutkan giginya (100%). Sebagian besar pasien tidak memiliki riwayat penyakit (81.67%). Secara umum pasien pencabutan di Klinik Bedah Mulut RSGM UGM Prof. Soedomo sudah menerapkan perilaku tidak merokok (78.33%) dan perilaku menyikat gigi dua kali sehari (61.67%) yang dilakukan pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur (78.33%). Rahang atas merupakan regio pencabutan gigi dengan frekuensi tertinggi (60%) dengan pencabutan paling banyak dilakukan pada gigi 28 (13.33%) dan gigi 34 (13.33%). Diagnosis pencabutan terbanyak yang ditemukan adalah nekrosis pulpa (33.33%). Closed method merupakan teknik pencabutan yang paling umum dilakukan pada seluruh diagnosis pencabutan gigi (98.33%). Lama waktu pencabutan dengan waktu kurang dari 5 menit memiliki frekuensi tertinggi (71.67%).

Tooth extraction, a frequently performed dental procedure, is often considered a final option when a tooth cannot be preserved. The purpose of this study was to determine the patient’s tooth extraction pattern in relation to various

factors such as age, gender, subjective complaints, general medical history, smoking habits, tooth brushing behavior, education level, dental elements, reasons for extraction, extraction techniques, and duration of the procedure. Conducted at the Oral Surgery Clinic of RSGM UGM Prof. Soedomo, the study employed a cross sectional design with an analytic descriptive approach, involving the collection of questionnaires and observations from 60 respondents who had undergone tooth extraction.

The results of the study showed that patients with tooth extraction based on sociodemographic characteristics were mostly female (73.33%), the most common age group was 21-30 years (45%), and college (61.67%) was the most frequent level of education for the patients. The chief complaint felt by patients was the urge to have tooth extractions (100%). Most patients had no history of disease (81.67%). In general, patients have implemented non-smoking behavior (78.33%) and twice daily brushing behavior (61.67) which is done in the morning after breakfast and at night before bed (78.33%). The upper jaw was the region with the most frequent tooth extraction (60%) with the most extraction performed on tooth 28 (13.33%) and tooth 34 (13.33%). The most prevalent extraction diagnosis found was pulp necrosis (33.33%). Closed method was the most common extraction technique in all tooth extraction diagnoses (98.33%). Extraction time with less than 5 minutes had the highest frequency (71.67%).

Kata Kunci : pencabutan gigi, pola ekstraksi gigi

  1. S1-2024-442149-abstract.pdf  
  2. S1-2024-442149-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-442149-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-442149-title.pdf