Dampak Revitalisasi Malioboro Terhadap Ekonomi Kawasan dan Pendapatan Daerah Kota Yogyakarta
Edyal Fajar, Retno Widodo Dwi Pramono, S.T., M.Sc., Ph.D; Atrida Hadianti, S.T., M.Sc., Ph.D
2024 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Seiring dengan perkembangan waktu, pusat kota seringkali menghadapi berbagai tantangan sehingga perlu dilakukan upaya mempertahankan nilai sejarah dan budayanya. Di Yogyakarta pusat kota bersejarah seperti Malioboro juga mengalami hal yang serupa, sehingga dilakukan revitalisasi guna penataan dan peremajaan kawasan, serta diusulkan sebagai warisan budaya dunia kepada UNESCO. Mengingat pentingnya dampak yang ditimbulkan dari revitalisasi, maka perlu dilakukan penelitian terhadap efektivitas revitalisasi ditinjau dari biaya dan manfaatnya meliputi dampaknya terhadap ekonomi kawasan serta fiskal daerah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghitung nilai dampak pengganda ekonomi kawasan; 2) menghitung perubahan pendapatan daerah sesudah revitalisasi; dan 3) menghitung NPV dan BCR dari kegiatan tersebut.
Penelitian dilakukan menggunakan metode pendekatan deduktif-kuantitatif yang dianalisis secara matematis. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara, kuisioner, observasi lapangan, dan dokumentasi. Jumlah sampel penelitian terdiri dari pengunjung sebanyak 105 responden, unit usaha 15 narasumber, dan pekerja 20 narasumber yang ditentukan secara purposive sampling. Adapun analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian antara lain: analisis Keynesian income multiplier, analisis tren, dan analisis biaya-manfaat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pariwisata di Malioboro pasca revitalisasi memberikan angka multiplier effect yang sangat tinggi bagi ekonomi kawasan baik secara langsung, tidak langsung, maupun secara terinduksi. Bagi pemerintah, revitalisasi juga mampu meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata (misal pajak hotel dan pajak restoran). Dari penyelidikan terhadap NPV dan BCR, revitalisasi efektif meningkatkan perekonomian kawasan, akan tetapi bagi pemerintah dampak tersebut baru dirasakan dalam jangka waktu yang lebih panjang (>15 tahun).
As time progresses, city centers often face various challenges, thus efforts are needed to preserve their historical and cultural values. In Yogyakarta, historic city centers like Malioboro also encounter similar issues, prompting revitalization efforts for urban planning and rejuvenation of the area, along with proposed recognition as a UNESCO World Heritage site. Considering the significant impacts of revitalization, research is necessary to assess its effectiveness in terms of costs and benefits, including its economic and fiscal impacts on the region. This study aims to: 1) calculate the value of the local's economic multiplier effect; 2) estimate changes in regional income post-revitalization; and 3) calculate the NPV (Net Present Value) and BCR (Benefit-Cost Ratio) of these activities.
The research is conducted using a deductive-quantitative approach and analyzed mathematically. Data utilized comprises primary and secondary data obtained through interviews, questionnaires, field observations, and documentation. The research sample consists of 105 respondents of visitors, 15 business units as informants, and 20 workers as informants, selected through purposive sampling. Analysis methods employed to address research questions include Keynesian income multiplier analysis, trend analysis, and cost-benefit analysis.
The findings reveal that post-revitalization tourism activities in Malioboro yield a very high multiplier effect for the local's economy, both directly, indirectly, and induced impacts. For the government, revitalization also enhances regional revenue through taxes related to tourism activities (e.g., hotel taxes and restaurant taxes). Investigation into NPV and BCR indicates that revitalization effectively boosts the local's economy; however, for the government, these impacts are only felt over a longer term (>15 years).
Kata Kunci : Pusat Kota Bersejarah, Revitalisasi, Dampak Ekonomi, Analisis Biaya-Manfaat, Malioboro